BABAT POST – Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru saja mengungkap fakta yang mencengangkan. Fakta yang semestinya dirahasiakan Pemerintah Filipina itu adalah adanya uang tebusan sebesar 50 juta Peso Filipina yang dibayarkan kepada Abu Sayyaf untuk pembebasan sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad.
Pembeberan rahasia oleh Presiden Duterte ini tak lazim. Sebab, Pemerintah Filipina memiliki kebijakan untuk tidak membayar uang tebusan untuk para penculik.
Namun dalam konferensi pers di kampung halamannya di Davao, pada Rabu malam, Duterte yang diduga keceplosan, mengatakan bahwa uang tebusan telah dibayarkan kepada Abu Sayyaf untuk pembebasan Sekkingstad. Meski, pria Norwegia itu hingga sekarang belum dibebaskan.
Komentar Duterte itu muncul ketika ditanya wartawan apakah dia mengetahui informasi perihal sandera asal Filipina berusia 18 tahun yang telah dipenggal kelompok Abu Sayyaf di Sulu karena tidak ditebus. Sandera Filipina yang dieksekusi itu bernama Patrick James Almodovar yang diculik Abu Sayyaf di Jolo pada 16 Juli.
Duterte tidak menanggapi spesifik soal nasib sandera asal Filipina itu. Dia justru tertarik membahas masalah uang tebusan yang jadi rahasia.
”Kalau itu salah, maka saya akan menuduh Abu Sayyaf bertindak dengan itikad buruk. Mereka telah dibayar P50.000,” katanya. Sesaat kemudian, Duterte mengoreksi nominal uang tebusan itu. Bukan 50 ribu Peso Filipina, tapi 50 juta Peso Filipina.
Meski demikian Duterte menolak untuk mengatakan dari mana uang tebusan 50 juta Peso Filipina itu berasal.
”Mungkin dari bank saya,” canda Duterte, seperti dikutip dari Inquirer, Jumat (26/8/2016).
Abu Sayyaf sebelumnya menuntut tebusan 300 juta Peso Filipina untuk kebebasan Sekkingstad. Tuntutan itu pernah disampaikan Abu Sayyaf dalam sebuah video setelah kelompok itu mengeksekusi sandera asal Kanada John Ridsdel.
Dan pada hari Rabu (24/8/2016) kemarin, kelompok Abu Sayyaf dilaporkan telah memenggal seorang sandera asal Filipina di Sulu. Sandera dieksekusi setelah keluarganya tidak mampu membayar tebusan sebesar 1 juta peso Filipina atau sekitar Rp285,5 juta.
Sandera yang dieksekusi diketahui bernama Patrick Almodovar, berusia 18 tahun. Keluarga sandera mengatakan kepada Daily Inquirer bahwa Abu Sayyaf telah menelepon untuk memberitahu bahwa kelompok itu sudah mengeksekusi Almodovar.
Seorang anggota keluarga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan bahwa Abu Sayyaf sebelumnya memberi batas waktu hingga hari Rabu pukul 15.00 untuk membayar tebusan sebesar 1 juta peso Filipina.
”Keluarga tidak mampu menebusnya,” kata sepupu Patrick.
Menurut keluarga Almodovar, Abu Sayyaf menelepon ketika keluarga sedang berdoa rosario.
Almodovar diculik di Barangay Asturias di Jolo pada 16 Juli.
Juru bicara Komando Mindanao Barat Militer Filipina, Mayor Felimon Tan, mengaku belum menerima laporan soal eksekusi terbaru yang dilakukan Abu Sayyaf terhadap salah satu sanderanya.