BABAT POST – Akhir-akhir ini nama Universitas Brawijaya tercoreng gara-gara kasus dugaan penipuan penerimaan mahasiswa baru oleh anggota DPRD Kota Malang, Subur Triono.
Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Ir M Bisri pun angkat bicara soal adanya dugaan penipuan yang memanfaatkan penerimaan mahasiswa baru tersebut.
“Jadi ya sudah ini saja. Tapi saya haya minta nama saya jangan diikut – ikut,” katanya di Universitas Brawijaya, Rabu (24/8/2016).
Bisri mengaku dirinya memang sempat bertemu dengan Subur. Ketika itu, Subur bersama korban bertamu ke rumahnya dan minta bantuan soal dua keluarga korban yang ingin masuk ke Universitas Brawijaya.
“Memang suatu saat Pak Subur ke rumah. Saya sebagai rektor kan tidak bisa menolak tamu. Saya selalu terbuka kepada tamu. Tahu-tahu Pak Subur bersama seorang perempuan datang ke rumah. Saya tidak kenal yang perempuan. Minta bantuan, saya jawab normatif, ikuti prosedur aja mudah – mudahan diterima. Hanya itu, setelah itu ya sudah,” ucapnya.
Bisri mengaku kaget saat salah seorang anggota DPRD Kota Malang datang kepadanya dan memberi tahu bahwa Subur telah menerima uang dari perempuan yang dibawanya bertemu itu.
“Suatu saat saya didatangi anggota DPRD ke rumah. Klarifikasi kalau masalah ini ternyata, seseorang ini (korban) membayar ke Pak Subur. Saya juga kaget kok moro onok duit-duitan ngene (kok tiba – tiba ada duit-duitan),” jelasnya.
Terkait dengan pernyataan pihak kepolisian yang ingin memanggil seluruh saksi, termasuk dirinya selaku orang yang sempat ditemui Subur, Bisri mengaku siap. Ia akan menjelaskan bahwa dugaan kasus itu tidak ada kaitan dengan Universitas Brawijaya.
“Saya harus siap supaya itu clear. Karena ini menyangkut nama Brawijaya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (20/8/2016) lalu, korban atas nama ES melaporkan Subur Triono ke Polres Malang Kota terkait dugaan penipuan.
Dalam keterangannya, ES yang merupakan korban mengaku memberikan uang kepada Subur sebanyak Rp 600 juta untuk meloloskan dua keluarganya masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Karena keduanya tidak lolos, korban meminta kembali uang yang telah diberikan kepada Subur. Subur sempat mengembalikan uang sebesar Rp 230 juta. Subur ternyata tidak kunjung melunasi sisanya, hingga akhirnya dilaporkan ke pihak kepolisian.
Menanggapi laporan itu, Subur mengaku hanya ingin membantu. Subur juga mengaku telah mengajak korban untuk bertemu langsung dengan M Bisri selaku Rektor Universitas Brawijaya untuk minta bantuan supaya bisa lolos tes masuk.
Baru-baru ini, Subur mengaku akan menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.
“Saya masih mengkaji dan saya melakukan pendekatan supaya masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” sebutnya.