BABAT POST – Salah satu keluarga selebritis ini memang selalu dinantikan kabarnya oleh publik. Maka tak heran ketika banyak televisi yang berlomba untuk mendapatkan hak untuk menyiarkan apapun tentang mereka.
Seperti ketika Anang dan Ashanty melangsungkan pernikahan, sebuah televisi swasta pun menyiarkan secara langsung seluruh prosesinya. Pada kelahiran anak pertama Anang dan Ashanty pun demikian.
Namun, untuk anak keduanya yang masih berada di kandungan, Ashanty tak berniat untuk menyiarkan secara langsung. Ia mengaku kapok ketika berurusan dengan haters yang kerap melakukan bullying di media sosial.
“Ah jangan ntar dibully lagi. Kemarin (waktu Arsy) pun kan ada yang tawarkan untuk live,” kata Ashanty di kediamannya, Villa Cinere Mas, kawasan Tangerang Selatan, Banten, Minggu (21/8).
“Karena waktu itu menurut kami itu sekaligus berbagi sama orang lain juga karena ada pengentalan darah. Tapi kali ini kan nggak ada masalah, jadi nggak usah lah. Kayaknya nggak heboh banget juga, biasa aja,” ujarnya.
Berseloroh, Ashanty mengatakan bakal ada satu hal eksklusif yang akan tetap dilakukannya. Ia tak mau gagal memberikan ASI eksklusif untuk anak keduanya tersebut karena pada Arsy, ia hanya sanggup memberikan ASI selama 4 bulan.
“Kalau eksklusif ASI-nya insya Allah pengin. Aku lihat teman-temanku juga iri lah. Waktu itu aku kan gagal cuma 4 bulan. Jadi paling selancar ASI-nya aja. Sekemampuan kita aja sih,” tukas Ashanty.
Anang Hermansyah dan Ashanty Siddik sendiri baru saja menggelar prosesi selamatan tujuh bulanan atau yang biasa disebut mitoni –dalam adat Jawa–.
Upacara adat tersebut bertujuan untuk mendoakan keselamatan dan kelancaran proses kelahiran calon anak kedua Ashanty yang tengah dikandungnya.
Anang dan Ashanty memulai prosesi adat yang digelar di Villa Cinere Mas, Cinere, Depok, Minggu (21/8/2016), dengan berjalan beriringin menuju panggung siraman atau krobongan bersama anak pertama mereka, Arsy Addara Musicia Nurhermansyah.
Mereka juga ditemani oleh kedua anak Anang dari pernikahannya dengan penyanyi Krisdayanti, yakni Titania Aurelie Nurhermansyah dan Azriel Akbar Hermansyah.
Proses siraman diawali oleh Anang yang menyiram bahu hingga perut Ashanty. Lalu, disusul kemudian oleh sanak keluarga dekat dengan cara yang sama.
Setelah siraman selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan pemecahan kendi. Pada proses ini, Anang sendiri yang memahkannya.
Dalam adat Jawa, prosesi pemecahan kendi ini memiliki makna tertentu untuk mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan sang ibu. Yakni, jika cucuk atau paruh kendi tidak hancur, maka dapat diartikan bahwa si jabang bayi berkelamin laki-laki.
Begitu pula sebaliknya, jika kendi hancur berkeping-keping dapat diartikan bahwa pasangan yang berbahagia akan dikaruniai anak perempuan.
“Anakku laki-laki,” kata Anang begitu ia mengetahui kendi yang dipecahkannya menyisakan bagian cucuk.
Raut wajah Anang dan Ashanty pun langsung sumringah. Begitu pula dengan Aurel dan Azriel.
Setelah melalui beberapa proses siraman, selanjutnya ada tujuh model busana batik yang dikenakan oleh Ashanty.
Dari ketujuh baju yang dikenakan itu, pihak keluarga akan menilai apakah Ashanty pantas atau tidak mengenakannya. Jika mereka menyatakan tidak pantas, maka Ashanty akan menggantinya dengan model lain.
“Sudah pantas belum?” tanya Anang setelah memakaikan baju model pertama kepada Ashanty.
“Belum pantas, ganti lagi. Sudah berapa kali gantinya? 20 kali,” kelakar penyanyi senior Titiek Puspa yang turut menghadiri gelaran mitoni tersebut.
Setelah baju keenam tidak kunjung ada yang pantas, baju ketujuh pun akhirnya mempunyai jawaban yang paling ditunggu. Warna baju tersebut serupa dengan yang dikenakan oleh Anang, Aurel, Azriel, dan Asry, yaitu abu-abu.