Ini Alasan Ketua Tim Kampanye Donald Trum Mengundurkan Diri

BABAT POST – Sebuah pukulan telak harus diterima calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump. Pasalnya, Ketua dan kepala strategi kampanye Donald Trump, Paul Manafort, mengundurkan diri, Jumat (19/8/2016).

Peran Manafort dalam kampanye Trump terpinggirkan pada awal pekan ini dengan masuknya chairman kantor berita Brietbart Steve Bannon, yang kini menjabat sebagai CEO Kampanye Trump, dan Kellyanne Conway, yang kini manajer kampanye.

Read More

Namun, pengunduran dirinya tetap dipandang sebagai kejutan. Pasalnya, Manafort sempat mengirim memo kepada staf kampanye pada awal pekan ini mengumumkan anggota baru dan mengatakan ia akan tetap menjalankan perannya sebagai kepala strategi.

Berita Terkait :  Presiden Amerika Gagal Penuhi Janji untuk Buat Rencana Anti-Peretasan

“Saya tetap Ketua Kampanye dan Chief Strategist, memberikan gambaran besar, jangka panjang visi kampanye dan bekerja dengan kalian semua untuk melaksanakan streategy kami yang akan membimbing kita untuk kemenangan pada bulan November,” katanya dalam memo tersebut.

Kepergian ahli strategi yang pernah menjadi penasihat sejumlah kandidat presiden hingga ke masa Gerald Ford ini menyusul pekan-pekan berisi laporan media terkait krisis terhadap kampanye Donald Trump.

Trump menyatakan terima kasihnya kepada Manafort dan menyebutnya sebagai seorang profesional sejati.

“Pagi ini, Paul Manafort menawarkan, dan saya terima, pengunduran dirinya dari tim kampanye. Saya sangat menghargai atas karya besarnya dalam membantu kita mendapatkan tempat kita hari ini, dan khususnya karyanya membimbing kita melalui proses delegasi dan konvensi. Paul adalah seorang profesional sejati dan saya ingin dia sukses besar,” kata Trump dalam pernyataannya dikutip dari Bussines Insider, Jumat (19/8/2016).

Berita Terkait :  Jadi Presiden, Donald Trump Gunakan Ponsel Samsung

Trump merekrut Manafort, yang pernah menjadi penasihat presiden terguling Ukraina Viktor Yanukovych, untuk mengelola konvensi Partai Republik.

Perekrutan Manafort itu menjadi awal kembalinya pria itu ke kancah politik kelas atas Partai Republik dalam 20 tahun terakhir. Namun agaknya Trump dan Manafort menyesali kerja sama ini.

Manafort dipuji karena mencoba mengubah Donald Trump, pengusaha yang kerap melempar retorika dan belum pernah duduk di pemerintahan, menjadi sosok yang bisa diterima pemilik suara.

Berita Terkait :  Ini Bahayanya Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Peran Manafort dalam kampanye Trump akhirnya hanya mampu berumur pendek. Ia secara efektif menjalankan kampanye sejak Juni, ketika mantan manajer kampanye Corey Lewandowski dipecat.

Namun, serangkaian kontroversi dan kesalahan besar yang dilakukan miliarder asal New York, termasuk pertengkaran dengan orangtua prajurit AS beragama Islam yang gugur di Irak, membuat elektabilitas Trump terus merosot.

Menurut jajak pendapat yang digelar Real Clear Politics, kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton kini unggul dengan perolehan suara 47,2 persen dibanding Trump yang hanya 41,2 persen.

Related posts