Lawan Jepang, China Dikabarkan Lakukan Latihan Perang?

BABAT POST – Dalam beberapa pekan terakhir, China dan Jepang terlibat ketegangan terkait sengketa rantai pulau yang berada di Laut China Timur itu. Dan yang terbaru, Negeri Tirai Bambu dikabarkan akan melakukan latihan perang di Laut Jepang.

“Latihan perang yang melatih serangan presisi terhadap kekuatan maritim musuh akan dilakukan bersama-sama oleh kapal perang dan kekuatan penerbangan angkatan laut dalam sebuah latihan konfrontasi,” begitu bunyi laporan dari kantor berita milik China, People’s Liberation Army Daily.

“Latihan dilakukan jauh di perairan internasional umum di kalangan angkatan laut di dunia, dan tahun ini angkatan laut kami telah melakukan banyak latihan di Pasifik Barat jauh,” sambung laporan itu seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (20/8/2016).

Berita Terkait :  Sebuah Aksi Demonstrasi Kembali Digelar di Turki

Namun media itu menyatakan jika latihan perang tersebut tidak ditujukan kepada suatu negara tertentu.

“Latihan ini merupakan bagian dari latihan tahunan dan tidak ditujukan untuk negara tertentu, wilayah atau target, dan selaras dengan hukum dan praktek internasional,” kata laporan tersebut.

Sebelumnya, media Jepang menurunkan laporan bahwa Tokyo berencana untuk menyabarkan rudal, yang kabarnya akan memiliki jangkauan 300 km, di pulau-pulau terpencil di Selatan. Demikian laporan yang diturunkan koran terlaris Yomiuri Shimbun tanpa mengutip sebuah sumber.

Berita Terkait :  Brigitte Trogneux Wanita Prancis Yang Sedang Jadi Pusat Pembicaraan, Siapa Dia ?

Dalam laporannya, Yomiuri menyatakan jangkauan tersebut akan mencakup gugusan pulau yang disengketakan sembari menambahkan bahwa penyebaran rudal itu diharapkan selesai pada 2023.

“Mengingat tindakan China yang berulang kali memprovokasi sekitar kepulauan Senkaku, Jepang berencana untuk meningkatkan pencegahan dengan mengembangkan kemampuan serangan jarak jauh,” laporan media itu seperti disitat dari The Guardian, beberapa waktu lalu.

Yomiuri menyatakan bahwa rudal tersebut akan dikembangkan sendiri oleh Jepang dan akan menggunakan bahan bakar padat. Pengembangan ini mengacu pada teknologi yang memungkinkan untuk penyimpanan senjata jangka panjang dan kapasitas yang akan diluncurkan dalam waktu singkat.

Laporan ini muncul setelah sebelumnya Jepang mengajukan protes atas keberadaan kapal-kapal China di wilayah perairan dekat pulau-pulau Senkaku. Sebelumnya, pada bulan Juni lalu, Jepang juga mengajukan protes setelah sebuah kapal angkatan laut China berlayar dekat dengan wilayah perairan kepulauan untuk pertama kalinya.

Berita Terkait :  Konspirasi Menghilangkan Ke Islaman DI Masjid Al Aqsa

China dan Jepang terlibat ketegangan terkait sengketa di atas pulau-pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China di Laut China Timur. Tensi semakin tinggi setelah pengadilan arbitrasie internasional memutus sengketa Laut China Selatan yang memutuskan China tidak punya hak sejarah atas kawasan kaya sumber daya itu.

Related posts