BABAT POST – Roro Fitria baru-baru ini mendatangi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dengan membawa kuasa hukumnya untuk melakukan somasi pada sebuah Rumah Sakit di Jakarta beserta beberapa oknum yang terlibat.
Ceritanya, Ibu Roro sempat sakit kritis dan dilarikan ke sebuah RS berinisial J di Jakarta. Meski sudah daftar dan membayar, sesampainya di sana, wanita yang mengaku sebagai titisan Nyi Roro Kidul ini malah ditolak mentah-mentah oleh pihak RS.
“Kronologi pada 29 Juli 2016, Roro sudah daftar bertemu dengan dokter pada besoknya dan sudah membayar. Pada besoknya, Roro konfirmasi ke RS bagian pendaftaran. ‘Sudah masuk daftar ketemu dokter?’, kata pendaftaran, ‘Ya sudah’. Makanya Mbak Roro sama ibunya meluncur ke RS. Saat dijalan macet, Roro itikad baik menghubungi pihak RS untuk info sedang di jalan dan macet. Sampai 14.05 di RS, Mbak Roro menemui suster dan dinyatakan tidak bisa ketemu dokter. Digarisbawahi, jam praktek RS itu 09.00 sampai 15.00 WIB. Klien kami kan datang tidak telat, tidak ada alasan ibu klien kami tidak diterima berobat. Menyayangkan harusnya RS memberikan pelayanan publik ke masyarakat. Mbak Roro ibunya sudah menjadi pasien 4 tahun terakhir. Tidak ada kelalaian dan keterlambatan terhadap kewajibannya ke RS,” ujar Sunan Kalijaga, pengacara HAMI saat ditemui di Kementrian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/8).
Geram dengan perlakuan tak adil yang didapat, Roro pun langsung berinisiatif untuk melaporkan RS tersebut ke Kemenkes. Dari hasil pertemuan itu, pihak Kemenkes turut bersimpati dan juga akan melakukan evaluasi lebih lanjut tentang laporan bintang film BANGKITNYA SUSTER GEPENG tersebut.
“Alhamdulillah aspirasi saya dan perwakilan 20 pengacara mengenai somasi atas ketidakadilan ibu saya sudah diterima oleh Kemenkes RI. Tadi sudah ada komunikasi dengan baik apa yang saya alami ke pejabat Kemenkes RI. Mereka turut simpati dan mengkhawatirkan juga atas kesehatan ibunda saya. Tentunya ini suatu menjadi aduan perbaikan ke depannya untuk instansi. Saya hanya memikirkan kesehatan ibu saya aja,” sambung Roro di lokasi serupa.
Untuk menangani kondisi sang ibunda yang kala itu cukup mengkhawatirkan, Roro pun melakukan alternatif lain dengan memanggil dokter ke rumah. Harus diakui jika psikologi Ibunda Roro cukup terganggu, terutama karena dirinya ditolak untuk berobat di RS J tersebut.
“Ada dokter lain visit ke rumah. Psikis bunda saya belum stabil karena saat kemaren dateng dibopong dan ditolak RS. Jadi pihak keluarga meminta untuk dirawat di rumah dengan konsumsi obat dari poli syaraf,” pungkasnya.