BABAT POST – Meski melawan peringkat satu dunia, namun hal itu tak menyurutkan nyali pepanah putra Indonesia, Riau Ega Agatha. Turun di nomor recurve individu putra, Ega pun berhasil lolos ke babak 16 besar Olimpiade 2016 usai menyingkirkan Kim Woo Jin.
Pada duel babak 32 besar yang dihelat di Sambodromo, Rio de Janeiro, Senin (8/8/2016) malam WIB, Riau terlibat pertarungan ketat empat set dengan Kim.
Di set pertama Riau kalah kalah 27-29. Meski demikian, Riau mampu memenangi tiga set berikutnya dengan angka 28-27, 27-24, dan 28-27.
Dengan demikian, Riau lolos ke perempatfinal untuk menantang wakil Italia, Mauro Nespoli, yang menyingkirkan rekan senegara Riau, Muhammad Hanif Wijaya, dengan 25-27, 26-29, 27-27, 29-28, dan 26-27. Duel Riau dan Nespoli akan dihelat pada Jumat (12/8) pukul 19.30 WIB.
Ega kemungkinan mengusung misi balas dendam ketika tampil di babak 16 besar. Pasalnya ia akan berhadapan dengan Mauro Nespoli di mana wakil Italia tersebut sukses menghentikan langkah Muhammad Hanif Wijaya (Indonesia) di babak 32 besar dengan skor 27-25, 29-25, 29-29, 28-29, dan 27-26.
Indonesia tinggal menyisakan Riau di cabang panahan nomor tunggal putra, setelah rekan senegaranya yang lain, Hendra Purnama, takluk dari atlet Ukraina, Ruban Viktor, dengan 26-26, 26-29, 27-24, 24-25, dan 24-25.
Mewakili Ega, Yuniar selaku asisten pelatih panahan Indonesia, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat tanah air yang telah memberikan dukungan penuh kepada atlet yang tampil di Olimpiade Rio 2016.
“Bagi yang menanyakan, ini benar Offcial Acount Ega, tadi dia menyuruh saya (Yuniar-Asstn Pelth), untuk mngucapkan terima kasih kepada yang sudah mendukung,” tulis seperti dikutip dari laman Kemenpora, Selasa (9/8/2016).
Sementara itu kabar duka datang dari keluarga Sinphet Kruaithong yang sukses menggondol medali perunggu dari cabang olahraga angkat besi. Nenek atlet asal Thailand bernama Subin Khongthap dilaporkan meninggal dunia setelah menyaksikan cucunya berhasil merebut medali perunggu.
Sinphet sukses membawa pulang medali perunggu setelah menyelesaikan total angkatan 289 kilogram di nomor 56 kilogram. Namun kegembiraan atlet berusia 20 tahun tersebut berubah jadi kesedihan.
Subin, 84, sempat pingsan terlebih dahulu sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah mengetahui cucunya Sinphet berhasil meraih medali perunggu, Senin (8/8).
“Asumsi awal adalah ia meninggal karena gagal jantung, tetapi kami harus menunggu hasil rumah sakit terlebih dahulu. Saya tidak yakin jika ia meninggal karena terlalu bersemangat, atau mungkin ia sebelumnya sudah sakit,” kata Somwang Prangprakoan, seorang petugas polisi di Provinsi Surin, Thailand, seperti dikutip dari laman The Telegraph, Selasa (9/8/2016).
Dalam sebuah wawancara jelang kompetisi, sang nenek yang merindukan cucunya mengaku gembira dengan perjalanan karier Sinphet sebagai lifter.
Dalam sebuah wawancara singkat dengan media setempat jelang kompetisi, nenek yang merindukan cucunya tersebut mengaku bangga dengan perjalanan karier Sinphet sebagai atlet angkat besi. Terlebih dia adalah atlet kedua yang berhasil mendapatkan medali untuk kontingen Thailand di Olimpiade Rio 2016. Sebelumnya, lifter putri Sopita Tanasan sukses menyumbang medali emas setelah mencatatkan total angkatan 200 kg di kelas 48 kg.
“Saya mendukungnya untuk terus berjuang! Saya rindu cucu saya dan ingin dia sukses. Sinphet melakukan ini untuk negara dan membawa pulang medali emas,” ucapnya.