Ini Kendala Terbesar Wakil Papua Barat di MTQ Nasional ke-26

BABAT POST – Sebuah sejarah baru ditorehkan Papua Barat di perlombaan MTQ Nasional ke-26 di Lombok, NTB. Pasalnya provinsi di timur Indonesia itu kali ini masuk di 10 besar kategori juara umum.

Salah satu penyumbang juara ke Papua Barat yaitu di dalam cabang Fahmil Quran (lomba cerdas cermat Al Quran). Mewakili daerahnya dalam lomba berkelompok ini adalah M Fauzi Amirudin (16), Rian Arisandi (16) dan Wulan Meytasari (14).

Read More

M Fauzi Amirudin (16) dan Rian Arisandi (16) merupakan siswa kelas dua SMA di Sorong Selatan, Papua Barat serta beralamat yang sama di Kelurahan Kaibus, Kecamatan Teminabuan. Sedang Wulan Meytasari (14) merupakan siswi kelas 3 SMP dan berasal dari Kota Sorong.

Berita Terkait :  AHY minta pengurus Domokrat Papua Barat tetap waspada COVID-19

Mereka bercerita bahwa awal mula mengikuti MTQ adalah ketika ditunjuk oleh pihak sekolah. Mereka pun mengiyakan karena memang ada kemauan pula dari diri mereka sendiri.

“Awalnya itu ada temen yang bilang, nanti ada lomba MTQ, kamu mau ikut enggak? Saya terserah saja kalau ada kesempatan saya mau,” kata Fauzidi Islamic Center NTB, Kota Mataram, Sabtu (6/8/2016).

“Ceritanya juga waktu itu Papua Barat ada seleksi dulu di Teluk Bintuni, nah di seleksi itu yang keluar juara satu yang berhak maju di sini,” sahut Rian.

Berita Terkait :  TNI AL latihan kesiapan alustista kapal dan pesawat di Laut Arafuru

Menurut mereka berdua, kendala yang paling besar ketika sedang bertarung dalam lomba adalah mental. Hal itu dikarenakan, mereka memandang bahwa orang-orang dari timur masih direndahkan.

“Kendalanya pertama mental. Karena umumnya orang-orang berpandangan meremehkan orang-orang timur. Seperti biasanya. Itu serangan mental sendiri dari kita kayak gitu,” jelas Rian.

Namun kata Fauzi, untuk membangun mental sendiri, mereka sangat terbantu oleh pembina atau pelatihnya. Karena pelatih itu dikatakan mereka sangat mendukung dan memberi dorongan secara moral supaya kelompok mereka yakin.

Sedangkan Wulan merasa sedih ketika dia sekelompok menjadi juara satu maka otomatis tidak boleh mengikuti kejuaraan MTQ dua tahun mendatang karena terbentur aturan.

“Semoga ya penerusnya fahmil dari Papua Barat lebih baik dan berjaya lagi,” tegas Wulan.

Berita Terkait :  Tiga narapidana berikut ini lolos dari eksekusi mati

Sementara itu, pelatih sekaligus pembina kelompok ini, Ustad Gamal, mengatakan kendala yang dihadapi pada tahun ini adalah ketatnya persyaratan. Karena dari yang didaftarkan sejumlah 44 peserta, yang lolos verifikasi data hanya 34 orang.

“Itu dari semua cabang. Karena sifatnya online. Jadi kalau berkasnya sinkron ya maka tidak lolos verifikasi. Tapi kalau kita tenang aja soalnya tidak ada target menjadi juara umum,” ungkap Gamal.

“Harapannya Papua Barat bisa mempertahankan prestasi MTQ seperti ini. Karena ini pertama juara di Fahmil dan semoga menjadi tonggak kemenangan di Fahmil selanjutnya,” jawab mereka berbarengan.

Related posts