BABAT POST – Jelang diadakannya Pilkada serentak pada 2017 nanti, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengajak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Aceh. Risma didaulat untuk memberi pengarahan ke kader PDIP di Aceh.
Pembekalan tersebut diberikan Hasto dan Risma saat Rapat Kerja Daerah DPD PDIP Aceh di Banda Aceh, Sabtu (6/8). Hasto mengatakan keikutsertaan Risma merupakan atensi khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk kader PDIP di Aceh.
Selain Risma, hadir juga Wasekjen PDIP Achmad Basarah dan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
“Mereka semua hadir di Aceh untuk memberikan semangat kepada kader dan pengurus partai di Aceh. Khusus Bu Risma dan Pak Hasto Wardoyo, tidak hanya sekedar memberi pembekalan kepada kader PDIP tapi secara khusus akan bertemu para calon kepala daerah yang didukung PDIP agar para calon kepala daerah mampu menciptakan pemerintahan yang idelogis dan merakyat. Termasuk memaparkan agar politik bisa membangun peradaban,” kata Hasto dalam siaran pers yang diterima detikcom, Sabtu (6/8/2016).
Hasto mengingatkan agar kader PDIP di Aceh mampu menunjukkan wajah partai yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Hasto mengatakan, Rakerda ini menjadi ajang untuk konsolidasi partai hingga ke tingkat kecamatan. Sehingga PDIP bisa meraih kemenangan di Pilkada Aceh 2017 mendatang.
“Mari bumikan wajah ideal partai. Hadirlah bersama dan di tengah masyarakat,” kata Hasto.
Sementara itu, dalam pembekalannya, Risma mengatakan, jangan pernah meremehkan masyarakat saat kampanye, termasuk anak kecil. Menurutnya, anak-anak bahkan bisa menjadi ‘juru kampanye’.
“Jangan meremehkan anak kecil. Yang kampanye anak-anak kecil. Jadi jangan remehkan anak kecil. Saya kalau lagi jalan atau pas sedang mengontrol di lapangan, anak-anak minta salam dan cium tangan. Saya tanya mereka, kamu sudah cium tangan ibu kamu belum? Saya pernah berkumpul dengan ribuan anak, ribuan anak itu minta salaman. Anak jadi jurkamnya kita. Betul lo. Saya buktikan itu,” kata Risma.
Risma meminta kepada kader PDIP di Aceh agar spirit gotong royong dihidupkan kembali di setiap daerah. Dalam kesempatan itu, dia menceritakan bagaimana dia menggerakkan warga di sejumlah kampung di Surabaya.
“Intinya adalah gotong royong. Saat kita mau merdeka kita tak sebut siapa saya. Tujuannya adalah merdeka. Sekarang ini kita dipecah belah. Saya paling benar. Iman saya paling kuat. Akhirnya kita tidak cepat sejahtera,” kata Risma.
Risma juga mengingatkan, jika sudah terpilih menjadi kepala daerah, jangan melupakan rakyat. Dia berharap kepala daerah bisa mengurangi kemiskinan dan peduli kepada warga yang kurang mampu.
“Jangan lupa kalau kita sudah jadi,” ujarnya.