Sumatera Utara Bakal Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional ke-27

BABAT POST – MTQ Nasional ke-26 yang berlangsung di Nusa Tenggara Barat telah usai. Para juara juga sudah mendapatkan trofi masing-masing. Dan untuk penyelenggara selanjutnya adalah Sumatera Utara.

Hal itu dibacakan Sekretaris Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Nasional Muchtar Ali dalam penutupan MTQ Nasional ke-26 dalam sebuah Surat Keputusan Kemenag RI.

“Menetapkan Provinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah MTQ Nasional ke-27 tahun 2018. Dilaksanakan pada bulan Juni 2018. Hari dan tanggal akan ditentukan kemudian,” kata Muchtar di Islamic Center NTB, Jalan Udayana, Kota Mataram, Sabtu (6/8/2016).

Hal tersebut juga ditandai dengan penyerahan Bendera LPTQ dari Gubernur NTB Zainul Majdi kepada Ketua LPTQ Nasional Prof Machasin kemudian diserahterimakan kepada Provinsi Sumatera Utara dan diterima langsung oleh Gubernur Tengku Ery Nurhadi.

Sumatera Utara berhasil terpilih sebagai tuan rumah MTQN XXVII tahun 2018. Sebelumnya, Sumut pernah menjadi tuan rumah MTQ pada tahun 1971.

Sementara itu kata Menag dalam sambutannya, MTQ di Lombok dibuka oleh Presiden Jokowi. Tampil sebagai juara umum adalah Banten.

“Adapun tuan rumah MTQN XXVII adalah Sumatera Utara,” imbuh Lukman.

Pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-26 di Nusa Tenggara Barat (NTB) diikuti sekitar 1.200 peserta.

Dirjen Bimas Kementerian Agama (Kemenag) Machasin menjelaskan, pagelaran MTQ ke-26 ini bisa dianggap sukses. Para peserta dan warga sekitar secara antusias mengikuti acara yang dimulai sejak 28 Juli 2016 itu.

“Kita sudah laksanakan acara ini, Alhamdulillah berjalan baik, adapun pemenang dan juara umum akan disebut malam ini. Kita ambil juara satu sampai tiga, dengan satu daerah sebagai juara umum yang akan mendapat piala bergilir dari Presiden Joko Widodo,” ujar Machasin dalam konferensi pers, di Gedung Islamic Center, Mataram, NTB, Sabtu (6/8/2016).

Hal yang membuat Machasin bangga adalah banyaknya peserta berkualitas yang mengikuti acara itu. Tercatat, beberapa peserta dari berbagai daerah pernah meraih juara bertaraf Internasional. Sebut saja Musa, bocah delapan tahun yang bisa menyabet gelar juara Tahfiz Quran di Mesir serta Arab Saudi.

“Lantas ada kafilah tuan rumah yang dikirim ke Arab Saudi untuk kejuaraan Alquran, itu prestasi tersendiri. Ada banyak lagi kafilah kita yang bertaraf Internasional yang mengikuti acara ini, sehingga persaingan makin ketat. Musa yang juara di Mesir saja kini bahkan hanya dapat juara ke-7 karena ada beberapa aspek penilaian yang kurang, dan ketatnya persaingan di sini,” terang Machasin bangga.

Machasin juga menjelaskan, verifikasi peserta yang ketat juga menjadi perbedaan dalam acara ini. Dia mengatakan, total peserta yang mendaftar berjumlah 1.303 tapi 103 di antaranya tidak lolos administrasi. Menurut dia, seluruh peserta telah mengikuti MTQ ke-26 yang terbagi dalam tujuh cabang dan 18 golongan lomba.

Ketujuh cabang tersebut adalah Tilawah Al Quran, Hifzh Al Quran, Tafsir Al Quran, Fahm Al Quran, Syarh Al Quran, Khath Al Quran dan Menulis Makalah Ilmiah Al Quran (M2IQ).

Adapun 18 golongan lomba terdiri dari enam golongan cabang tilawah Al Quran (dewasa, remaja, anak-anak, tartil, cacat netra serta qiraah sabah), lima golongan cabang hifzh Al Quran (1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz dan 30 juz), tiga golongan cabang tafsir Al Quran (bahasa Indonesia, Arab dan Inggris) serta empat golongan cabang Khath Al Quran (naskah, hiasan mushaf, dekorasi dan kontemporer).

Related posts