Turki Bantah Telah Siksa dan Perkosa Para Pendukung Kudeta Militer yang Ditahan

BABAT POST – Sebuah kabar mengejutkan datang dari penjara Turki. Ya, kelompok HAM internasional, Amnesty Internasional (AI) mengklaim pendukung kudeta militer yang gagal di Turki telah disiksa dan diperkosa dalam tahanan.

AI pun mengaku mengantongi bukti kredibel atas perlakukan kejam di penjara Turki tersebut.

Read More

Laporan AI didasarkan pada wawancara dengan pengacara, dokter dan mereka yang bertugas di fasilitas tahanan. Mereka melukiskan gambaran suram kehidupan di dalam penjara. Salah satu narasumber mengatakan penyiksaan dilakukan agar mereka yang ditahan mau mengaku. Sedangkan dua pengacara menggambarkan bagaimana mereka melihat perwira militer senior diperkosa.

Dikutip dari laman Metro, Senin (25/7/2016), laporan tersebut juga mengklaim tahanan yang berada di fasilitas tahanan berada dalam posisi tertekan. Beberapa diantaranya bahkan tidak diberikan makanan, air, dan perawatan medis.

Namun, seorang pejabat senior Turki membantah keras laporan tersebut.

“Pernyataan yang menyatakan bahwa Turki, sebuah negara yang tengah berusaha menjadi anggota Uni Eropa, tidak menghormati hukum tidak masuk akal,” katanya.

“Kami dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan mendorong kelompok advokasi untuk memberikan catatan untuk langkah-langkah hukum yang diambil terhadap orang-orang yang membunuh hampir 250 warga sipil dengan darah dingin,” imbuhnya.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, pasca kudeta berdarah yang gagal, lebih dari 13 ribu orang telah ditahan dimana sebagian besar dari mereka adalah anggota militer. Selain itu ada pula hakim, jaksa, polisi dan warga sipil di antara mereka yang ditangkap.

Bahkan baru-baru ini, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim mengatakan bahwa Turki telah membubarkan satuan pengawal elit presiden atau Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hal itu dilakukan menyusul upaya kudeta berdarah yang menewaskan ratusan orang pada 15 Juli lalu.

Kepada kantor berita milik negara Anadolu, Yildirim mengatakan, beberapa tentara yang menyerang kantor penyiaran negara TRT selama kudeta terjadi berasal dari satuan pengawal presiden.

“Kami memutuskan bahwa tidak akan ada lagi unit penjaga di kompleks ini,” katanya seperti dikutip dari laman CNN, Senin (25/7/2016).

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 283 dari 300 anggota Paspampres Tayyip Edogan yang jadi tersangka ditangkap karena dituduh terkait kelompok kudeta.

Data jumlah anggota Paspampres Turki yang ditangkap itu dilaporkan penyiar CNN-Turk pada hari Jumat. Para anggota Paspampres Erdogan itu selama ini ditugaskan di istana kepresidenan di Ankara. Menurut laporan media lokal, jumlah total Paspampres Turki mencapai 2.500 orang.

Related posts