BABAT POST – Pasca tewasnya Santoso di Operasi Tinombala beberapa waktu lalu, kini istri kedua Santoso, Jumiatun Muslim alias Umi Delima alias Bunga, berhasil ditangkap oleh Tim Satuan Tugas Operasi Tinombala, di Desa Tambarana, Poso sekitar pukul 18.30 Wita.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian pun membenarkan bahwa pihaknya telah menangkap istri kedua Santoso, Delima, di pegunungan Poso.
“Hari ini baru saja saya dapat informasi istri kedua Santoso telah ditangkap,” kata Tito saat menghadiri acara bakti sosial kepolisian di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Sabtu kemarin, 23 Juli 2016.
Tito juga menjamin bahwa Delima akan diperlakukan dengan baik.
Dengan kawalan Satgas Operasi Tinombala bersenjata lengkap, Delima langsung dilarikan ke ruang IGD Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, di karenakan kondisi fisiknya yang sangat lemah.
Di IGD, istri Santoso langsung diberikan perawatan. Namun karena akses yang dibatasi oleh petugas yang berjaga di pintu masuk IGD, tidak diketahui lebih lanjut sakit apa yang dialami wanita asal Bima, Nusa Tenggara Barat tersebut.
Sekitar setengah jam di ruang IGD, Delima kemudian dikeluarkan perawat menggunakan kursi roda menuju salah satu ruang perawatan.
Hingga kini Delima masih di ruang perawatan tersebut, belum ada konfirmasi resmi yang diperoleh dari pihak RS maupun Polda perihal perawatan Delima.
Usai pemeriksaan kesehatan ini, istri kedua Santoso ini akan menjalani pemeriksaan di Mapolda Sulawesi Tengah.
Umi Delima akan diperiksa terkait hubungannya dengan kelompok bersenjata pimpinan Santoso suaminya. Hingga kini, areal RS Bhayangkara Palu masih dijaga ketat personel Brimob, serta Sabhara Polda Sulawesi Tengah.
Selain Umi Delima, Kepolisian juga telah menangkap seorang pelaku teroris di Solo, dua hari lalu. Meski belum mengidentifikasi identitasnya, Tito memastikan orang yang ditangkap itu terkait dengan jaringan teroris Nur Rohman di Solo.
Saat ini polisi masih memburu 18 orang yang diduga terlibat dalam kelompok Santoso, di antaranya Basri dan istrinya. Tito mengatakan dia akan mendesak posisi Basri bersama kelompoknya.
“Ini adalah momentum karena mereka sekarang dalam kondisi jatuh,” ucapnya. Kepolisian dibantu TNI akan terus memburu mereka. Tito juga tidak ingin mereka berkonsolidasi dengan kelompok lain dan menghimpun kekuatan. “Kami tak akan beri mereka kesempatan.”
Hari ini, jenazah Santoso akan dimakamkan di pekuburan muslim di Desa Lanto Jaya, Landangan, Kecamatan Poso Pesisir. Jasadnya dibawa dengan mobil ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, yang dikawal ketat Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri.