9 Cara Bantu Anak Bangun Pagi

BABAT POST – Bangun pagi terkadang menjadi hal yang paling sulit untuk dilakukan anak-anak. Orangtua pun harus membantu anak-anak mereka untuk bangun pagi.

Untuk itu, Anda dapat mencoba 9 hal di bawah ini untuk membantu anak bangun pagi:

Read More

1. Bunyikan alarm

Untuk membangunkan anak sebaiknya Anda membunyikan alarm. Sebab, dengan alarm anak-anak bisa mengetahui bahwa sudah saatnya bagi mereka untuk bergegas bangun dan keluar dari kamar.

Lalu, Anda juga bisa mengatur musik favorit mereka sebagai alarm, sekitar 15 menit sebelum mereka harus bangun.

2. Beri alasan yang baik untuk mereka bangun

Ketika Anda mengharuskan mereka untuk bangun pagi, sebaiknya berikan alasannya. Seperti halnya mereka harus sarapan terlebih dahulu sebelum pergi sekolah atau dengan alasan mereka harus bangun pagi karena akan pergi ke sekolah bersama dengan temannya.

3. Buat mereka lebih bertanggung jawab

Anda juga perlu menjelaskan bahwa mereka sudah cukup besar untuk bangun sendiri, sehingga Anda cukup sekali saja membangunkan mereka. Hal ini juga bisa membantu mereka agar tidak telat untuk datang ke sekolah.

4. Ajarkan mereka bagaimana caranya

Minta mereka untuk mencatat setiap hari, pukul berapa mereka tidur dan kapan mereka bangun. Lakukan ini selama beberapa minggu. Perhatikan sejauh mana perubahan pada pola tidur dapat membantu mereka bangun lebih pagi. Misalnya, Anda dapat memintanya menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum pukul 19.00, dan tidur lebih awal daripada biasanya.

5. Waspadai akhir minggu

Kebanyakan anak dan remaja ingin menunda waktu tidurnya di akhir minggu, karena merasa esok harinya mereka bisa bangun lebih siang.

Menurut William Kohler, direktur medis dari Florida Sleep Institute, Spring Hill, Florida, boleh-boleh saja sebenarnya jika mereka mau tidur lebih lama di akhir minggu.

“Namun, beri kelonggaran waktu bangun hanya sekitar 1-2 jam lebih siang daripada hari sekolah. Yang pasti, jangan biarkan mereka bangun setelah pukul 10.00,” kata Kohler.

Hal ini dapat mencegah gangguan pada pola tidur mereka.

6. Jauhkan komputer dan TV dari kamar mereka

Selain itu, jangan biarkan mereka berinteraksi dengan dua alat elektronik ini beberapa saat sebelum tidur, sebab ini justru dapat membuat mereka jadi sulit tidur. Sementara itu, pastikan kamar tidur anak memiliki jendela yang menghadap keluar, sehingga sinar matahari di luar dapat membantu mereka bangun setiap pagi.

Menurut pakar pendidikan yang juga dokter anak, Steven Dowshen, seperti dilansir KidsHealth, sebenarnya bukan hanya anak-anak saja yang sulit untuk bangun pagi. Beberapa orang dewasa pun merasakan hal serupa.

Untuk menjaga rutinitas tidurnya, sebagai orangtua, Anda harus melarangnya tidur terlalu lama atau bangun siang di akhir pekan. Tidur satu atau dua jam lebih lama ketimbang weekdays boleh saja, namun jangan sampai terlalu lama karena ini bisa mengacaukan rutinitas yang sebelumnya sudah dibuat.

7. Tidur malam diperdini

Bila anak tak bisa bangun pagi lantaran tidur siangnya lambat sehingga tidur malamnya jadi larut, berarti kita harus reschedule lagi. Saran Rahmitha P. Soendjojo, bangunkan ia lebih dini dari biasanya saat tidur siang.

“Tentu dilakukannya secara bertahap. Misalnya, 15 menit lebih dini setiap hari, hingga ia bisa mencapai waktu yang tepat,” ucapnya.

Seiring dengan itu, jadwal tidur malam dan bangun paginya juga harus diperdini. Misalnya, jam 8 malam sudah harus di tempat tidur. Pokoknya, pada jam 8 malam, anak sudah dipakaikan baju tidurnya, cuci kaki dan gosok gigi, sudah minum susu hangat, lalu bacakan buku cerita. Jika saat pertama ia tak bisa tidur dan tetap ingin bermain, tak jadi masalah.

8. Orangtua bangun lebih pagi

Tentunya kita perlu bangun lebih pagi dari anak. Kalau kita dan anak sama-sama bangun jam 6, misalnya, maka yang terjadi adalah kehebohan karena semuanya akan tergopoh-gopoh. Terlebih lagi bila kita juga sibuk menyiapkan diri sendiri untuk berangkat ke kantor. Bisa-bisa semuanya malah jadi berantakan.

Itulah mengapa kita perlu bangun lebih awal dari anak agar kita bisa punya waktu untuk keperluan kita dan anggota keluarga lainnya lebih dulu. Setelah semua urusan tersebut beres, barulah kita bangunkan si kecil. Dengan begitu, kita jadi bisa lebih tenang dan sabar dalam menghadapi si kecil yang malas-malasan bangun.

“Anak yang dihadapi dengan kalem akan lebih cepat menurut ketimbang jika dihadapi dengan heboh, biasanya akan semakin mengambek,” kata Mitha.

Kemudian, pada saat membangunkannya lakukanlah dengan cara-cara yang membuat anak senang. Misalnya, dengan memeluk, mencium, membunyikan weker yang bunyinya disenangi anak, membawakan susu buatnya, membuka jendela kamarnya sehingga sinar matahari masuk, atau menggendongnya hingga ke depan kamar mandi. Bukan malah dengan omelan dan ancaman segala macam,

“Nanti Mama siram pakai air, ya, kalau kamu enggak mau bangun juga!” tutupnya.

9. Jangan biarkan si kecil menunggu

Sering terjadi, anak tidur malam terlalu larut gara-gara menunggu kita pulang dari kantor. Mayoritas orang tua di Jakarta, kan, tiba di rumah kira-kira jam 9 malam. Kalau mereka pulang dan anaknya sudah tidur, mereka merasa enggak ketemu dengan anaknya. Sebaliknya, anak juga merasa tak ketemu orang tuanya.

“Ini memang sebuah dilema,” aku Rahmitha .

Namun sebaiknya anak tak dibiarkan tidur larut karena menunggu orang tua pulang kantor. Toh, esok paginya orang tua dan anak masih bisa saling ketemu. Apalagi kalau anak sudah biasa bangun pagi, “maka pagi hari akan sangat panjang dan bisa dimanfaatkan untuk ketemu dengan orang tua. Orang tua pun bisa menyiapkan segala sesuatunya bersama anak.”

Related posts