Inilah Tips Waxing yang Aman dari Ahli Kulit

BABAT POST – Kulit mulus tanpa bulu adalah dambaan bagi semua wanita. Dan demi mendapatkan kulit yang mulus itu, sebagian perempuan rela merasakan sakit dari tindakan mencabut rambut yang dikenal dengan istilah waxing. Namun, waxing bukanlah tindakan yang tanpa risiko.

Pada 2007, seorang perempuan di Australia nyaris tewas akibat infeksi yang didapatkannya dari tindakan bikini waxing (pencabutan rambut kemaluan). Dan pada tahun 2009, Pemerintah New Jersey pun melarang tindakan bikini waxing setelah dua warganya dirawat di rumah sakit setelah melakukannya.

Karena itu, bagi anda yang tetap memilih waxing ikuti tips waxing yang aman berikut ini dari Ahli kulit Dr Lauren Ploch dari Georgia dan Dr Jesica Krant dari New York.

Berita Terkait :  Cara Pengamatan Alergi Secara Dini Pada Anak

1. Mencukur ke arah pertumbuhan rambut
Ini bakal melindungi kulit dari iritasi sekaligus mengecilkan kemungkinan rambut tumbuh di dalam. Gunakan pula pisau cukur yang bersih. Usahakan agar mencukur area sensitif ini perlahan-lahan.

Disarankan pula untuk mencukur saat mandi.

“Air hangat dan uap bermanfaat melembutkan rambut. Rambut pun mengerut setelah mandi, tertarik ke bawah permukaan kulit dan membuat segalanya lebih lancar,” kata Krant.

Namun, hal itu juga mendatangkan masalah lebih besar karena ujung rambut kesulitan menemukan bukaan untuk folikel di kulit dan dapat terititasi ketika rambut mencoba tumbuh.

Berita Terkait :  Halau Komedo ala Joanna Vargas

2. Bersihkan kulit yang teriritasi dengan lembut
Ketika kulit di area sensitif menjadi kemerahan, tumbuh sesuatu mirip jerawat gara-gara rambut tumbuh di dalam setelah dicukur atau di-wax, basuh area tersebut dengan lembut memakai pembersih benzoil peroksida. Pembersih ini adalah sabun untuk kulit rentan berjerawat dan memiliki zat anti bakteri.

Untuk kulit yang mengalami kemerahan yang terasa sakit, obati dengan salep hydrocortisone yang dapat dibeli di apotek.

“Usahakan jangan terlalu sering memakai salep ini karena dapat menipiskan kulit ketika dipakai sering-sering atau dalam jangka panjang,” kata Ploch.

Berita Terkait :  Para Atlet Olimpiade 2016 Pakai Pita Kinesiologi

3. Tidak ada alasan medis untuk menghilangkan bulu
Sekitar 59 persen wanita yang melakukan penghilangan bulu mengatakan menjalani hal itu untuk alasan higenitas. Sejatinya tidak ada alasan medis untuk membersihkan area sensitif dari rambut. Obsesi untuk memiliki kulit lembut tanpa rambut sebenarnya adalah sebuah konsep sosial yang tidak ada hubungannya dengan higenitas. Sebenarnya aman-aman saja memiliki rambut di area genital.

“Sepanjang area pubis itu dijaga kebersihannya, rambut di area itu tidak mengganggu. Satu-satunya alasan menghilangkan rambut itu adalah budaya yang memandang rambut di area tersebut kurang bagus secara estetika,” tambahnya.

Related posts