Meninggalkan Anak Sakit di Rumah, Indy Barends Mengaku Gelisah

BABAT POST – Ketika harus meninggalkan anak yang sedang sakit di rumah pasti setiap ibu sangat berat melakukan hal itu. Demikian halnya dengan presenter Indy Barends. Manuel, putra keduanya terserang demam berdarah.

Ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Indy mengaku khawatir. Dia pun agak tidak tenang bekerja karena memikirkan kesehatan anaknya.

“Kondisi saya agak bingung, karena di satu sisi saya punya tanggung jawab di sini (pekerjaan), tapi setengah badan saya juga masih mikirin anak saya,” ungkapnya.

“Manuel memang lagi kena demam berdarah, hari keempat. Jadi saya juga masih nggak tega ninggalin dia karena trombositnya kan makin turun. Cuma yang lebih menenangkan adalah selain saya sudah banyak info bahwa kalau demam berdarah itu akan melewati masa kritis di hari ke 5 atau 6. Cuma kan tetep aja meski udah tahu akan terjadi masa kritis dan menjelang itu trombosit akan turun, tetep aja sebagai ibu lihat anaknya sakit kan enggak nyaman,” tambahnya.

Indy juga kesal ketika ada yang menyuruh dirinya untuk mem-fogging rumah. Menurutnya, demam berdarah bisa terjadi di mana saja, tergantung tempat yang dikunjungi sang anak.

“Yang paling kesel kalau ada statement, rumah lo dong harus di-fogging. Anak gue kan enggak di rumah terus. Kadang kan di luar rumah atau di mana. Balik lagi enggak bisa salahkan area. Orang, anak, kan bisa kena demam berdarah di mana pun. Memang tempat atau rumah sendiri harus bersih. Tapi yang terpenting juga stamina anak harus kuat,” tutupnya.

Dan saat dimintai komentar mengenai kasus yang tengah menggegerkan masyarakat dengan peredaran vaksin palsu yang dibuat sepasang pasutri bernama Rita Agustina dan Hidayat Taufiqurahman, Indy mengaku miris.

“Aduh aku kasian banget miris banget. Bukan sama anak-anaknya tapi sama orang yang buat ini. Mereka suami istri yang punya anak dan mereka melakukan kejahatan untuk anak-anak,” tutur Indy.

Tak ayal Indy pun menyindir keras pasangan suami istri yang mengambil keuntungan dari praktek yang merugikan banyak anak kecil tersebut. Apalagi sebenarnya pelaku yaitu Rita merupakan mantan perawat Rumah Sakit Hermina Bekasi, dan memiliki pengetahuan medis.

“Terima kasih loh buat ‘kreatifnya’ dan ‘ikhlasnya’ bikin kayak gitu. Padahal mereka punya ilmu keperawatan, kebidanan, tapi kenapa dipakai buat kejahatan,” ujarnya.

Awal terungkapnya praktek Rita dan suami adalah karena adanya korban anak yang meninggal setelah suntik imunisasi. Banyak masyarakat berharap kedua pelaku dihukum seberat-beratnya atas tindak kejahatan mereka.

“Kalau dihukum mati, balikin lagi ke hukum dan pemerintah. Yang namanya hukuman, kasih yang berwajib. Yang bisa aku lakukan sama kayak org lain, berdoa,” tandasnya.

Related posts