BABAT POST – Para pemimpin Uni Eropa (UE) akhirnya mengeluarkan pesan keras kepada Inggris untuk secepatnya hengkang. Pesan itu dikeluarkan untuk menghentikan efek domino dari Brexit atau henkangnya Inggris dari Uni Eropa sesuai hasil referendum bersejarah di Inggris.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjadi salah satu pemimpin Eropa yang ikut menyampaikan pesan keras pada Inggris untuk secepatnya hengkang dari Uni Eropa. Pesan disampaikan di Berlin hari Jumat petang.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk, Presiden Parlemen Uni Eropa Martin Shculz, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Presiden Komisi Uni Eropa juga mengelurkan pernyataan senada setelah referendum Inggris menyatakan kubu pro-Brexit sebagai pemenang.
“Packing tas Anda dan enyah sekarang!,” demikian pesan para pemimpin Uni Eropa kepada Inggris, seperti dilansir Daily Mirror.
”Kami sekarang berharap pemerintah Inggris untuk memberikan efek terhadap keputusan ini dari orang-orang Inggris sesegera mungkin, namun proses mungkin menyakitkan,” lanjut pernyataan para pemimpin Uni Eropa.
Mereka melanjutkan bahwa, Inggris tidak perlu menunda hingga sekian bulan atau tahun untuk hengkang dari Uni Eropa.
”Tidak perlu memperpanjang ketidakpastian,” imbuh para pemimpin Uni Eropa.
”Kami memiliki aturan untuk menangani ini dalam cara yang teratur. Pasal 50 Perjanjian (Lisbon) tentang Uni Eropa menetapkan prosedur yang harus diikuti jika suatu negara anggota memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa.”
David Cameron telah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris sebagai konsekuensi rakyat Inggris memilih Brexit. Menurutnya, ada penggantinya pada Oktober mendatang. Cameron merupakan tokoh anti-Brexit atau yang mengampanyekan Inggris bertahan di Uni Eropa.
Secara terpisah, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan tidak ada alasan bagi Inggris untuk menunda proses keluar dari Uni Eropa sampai Oktober atau menunggu perdana menteri baru pengganti Cameron.
”Inggris memutuskan kemarin bahwa mereka ingin meninggalkan Uni Eropa, sehingga tidak masuk akal untuk menunggu sampai Oktober untuk mencoba menegosiasikan persyaratan kepergian mereka. Saya ingin memulai segera,” kata Juncker dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ARD Jerman.
”Ini bukan perceraian damai, tapi itu tidak seperti hubungan cinta yang ketat pula,” imbuh dia, yang dilansir Sabtu (25/6/2016).