BABAT POST – Pembersihan atlet dari kasus doping memang sedang gencar-gencarnya dilakukan. Setelah atlet Rusia yang dilarang tampil di Olimpiade 2016 kini giliran pelatih dari pelari 1500 meter pemegang rekor dunia, Genzebe Dibaba (Ethiopia) ditangkap Polisi Spanyol. Jaman Aden, Aden dicokok polisi saat operasi anti-doping di Barcelona.
Polisi tersebut bekerja sama dengan badan anti-doping Spanyol (AEPSAD). Aden diringkus di sebuah kamar hotel di mana pelatih asal Somalia itu tinggal bersama asistennya.
Menurut laporan Sport.es, Aden diringkus bersama sejumlah alat bukti, seperti erythropoietin (EPO) yang disimpan di ruang fisioterapi. Sebanyak 25 atlet menjalani tes doping terkait temuan tersebut.
Di antara 25 atlet yang menjalani tes doping tersebut, ada nama Genzebe Dibaba. Atlet perempuan kelahiran Etiopia itu memenangkan medali emas di kejuaraan dunia lari nomor 1500 meter pada 2015.
Nasib sial ternyata juga menimpa atlet 25 tahun juga meraih perunggu di nomor 1500 meter dan menjadi favorit meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016, Park Tae Hwan. Lantaran doping mantan juara olimpiade itu harus terusir dari tim renang yang akan berlaga di Olimpiade 2016.
Persoalan doping yang dialami Tae Hwan ini masih menyisakan kontroversi. Pasalnya, sanksi atas kasus doping yang dilakukannya jelang Asian Games Incheon 2014 lalu sudah berakhir pada Maret lalu.
Hukuman yang diberikan Federasi Aquatik Internasional (FINA) dinilai masih kurang oleh otoritas olah raga Korsel. Alhasil Tae Hwan harus menerima hukuman tambahan selama tiga tahun lagi.
Tae Hwan sendiri tak bisa berbuat banyak atas aturan Komite Olimpiade Korea (KOC). Meski ia bisa mengugat keputusan KOC, perenang Korea pertama yang meraih medali emas di Olimpiade 2008, tidak menunjukkan reaksi berlebihan.
Hanya pelatihnya, Roh Min-sang yang angkat suara.
“Saya tidak mengerti dengan semua itu,” ucapnya kepada Reuters, Rabu (11/5/2016).
Min Sang mengatakan semua ahli telah mengatakan padanya jika memang masih ada perselisihan antara KOC dan Komite Olimpiade Internasional (IOC), KOC seharusnya bisa membuat keputusan sendiri.
“Sanksi doping sudah berakhir dan faktanya mereka masih membuat persoalan yang tak bisa dimengerti,” ketus Min Sang.
Walau tak masuk dalam tim, Min Sang menjamin kalau anak asuhnya tak patah semangat. Tae Hwan akan tetap berlatih keras.
Tae Hwan dipastikan tidak sendiri. Dalam sebuah jajak pendapat, sebagian besar warga Korea menginginkan KOC memberikan kesempatan pada Tae Hwan bisa berlaga di Rio de Janeiro.
Sayangnya dukungan tersebut tak punya arti apa-apa setelah KOC kukuh pada keputusannya. Mereka beralasan ingin membersihkan olah raga Korea dari doping.
“Tidak ada alasan untuk mengubah aturan yang telah dibuat KOC untuk Tae Hwan,” tukas Ketua Komisi Atletik KOC, Choi Jong-Sam.