BABAT POST – Hadapi Austria malam tadi pada ajang Piala Eropa 2016, Selasa (14/6/2016), Hungaria berhasil menorehkan awal yang bagus dengan skor 2-0 atas Austria. Bagi Hungaria, memetik tripoin dalam comeback 44 tahun pada ajang ini seperti mimpi.
Pertandingan melawan Austria di Bordeaux menandakan penampilan pertama Hungaria pada putaran final Piala Eropa sejak mentas di Belgia 1972.
Meski kedua tim tak diunggulkan di turnamen, laga seru tersaji usai keduanya tampil terbuka dan saling menyerang. Kartu merah yang diterima salah satu pemain Austria turut mewarnai laga tersebut.
Di babak pertama, kedua tim langsung tancap gas dengan berusaha saling serang dan mengambil kendali permainan.
Austria membuka peluang terlebih dulu di menit pertama melalui bintangnya, David Alaba. Namun sayang, eksekusi pemain Bayern Muenchen tersebut hanya membentur tiang gawang Hungaria.
Di menit ke-37, Austria kembali berpeluang membuka skor, namun kali ini percobaan Zlatko Junuzovic dapat dimentahkan sang penjaga gawang Hungaria, Kiraly.
Jelang babak pertama usai, giliran Hungaria yang memiliki peluang terbaiknya. Sepakan Balasz Dzsudzsak yang memanfaatkan umpan Laszlo Kleinheisler gagal memecah kebuntuan usai eksekusi sang pemain hanya melebar di sisi gawang Austria.
Skor imbang tanpa gol bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, permainan Hungaria terus berkembang. Mereka pun kembali membuat peluang bagus melalui Dzsudzsak di menit ke-54 yang sayangnya masih mampu dibendung kiper Austria, Almer.
Berselang delapan menit, kebuntuan akhirnya terpecahkan usai kerja sama apik Adam Szalai dengan Laszlo Kleinheisler berakhir dengan gol Szalai guna membuka keunggulan Hungaria menjadi 1-0.
Usai gol, petaka kembali datang menghampiri Hungaria. Bek Aleksander Dragovic diusir keluar lapangan usai menerima kartu kuning keduanya di pertandingan tersebut. tekel keras Dragovic kepada Tamas Kadar memaksa sang wasit mengeluarkan sang pemain.
Kalah dalam jumlah pemain, Austria justru tetap tampil menyerang guna mengejar skor. Namun sayang kelengahan mereka di menit-menit akhir pertandingan membuat Hungaria mengunci kemenangan di laga tersebut melalui gol keduanya.
Melalui serangan balik yang apik, di menit ke-87 Zoltan Stieber sukses menaklukkan kiper Almer melalui tendangan chip indahnya yang tak mampu dijangkau sang kiper yang sudah mati langkah.
Skor 2-0 bertahan hingga peluit akhir laga dibunyikan.
Terkait kemenangan yang diperoleh anak asuhnya, pelatih Hungaria, Bernd Storck, tak mau muluk-muluk membebani timnya dengan hasil cemerlang. Toh, Adam Szalai cs menjawabnya dengan start gemilang.
“Sungguh brilian. Sebuah mimpi menjadi kenyataan. Kami memang berharap meraih kemenangan. Hal itu terbayar berkat kerja keras semua orang,” ucap Storck pascalaga.
Mungkin tidak banyak yang menjagokan Hungaria dapat menekuk Austria, sang kuda hitam. Perbedaan tren kedua tim sebelum turnamen menjadi referensi.
Hungaria melakoni trilaga pada 2016 tanpa kemenangan, sedangkan Austria datang ke Perancis bermodalkan 9 kemenangan beruntun di partai kompetitif.
Rapor kontradiktif itu tak bisa dijadikan acuan menerka hasil akhir pertandingan di medan sesungguhnya.
“Jelas Austria tim favorit, tapi kami punya semangat luar biasa. Saya tak tertarik menyikapi sejauh mana Hungaria melaju di turnamen. Kami hanya terfokus pada laga selanjutnya,” ucap Storck, pemain Borussia Dortmund pada 1983-1989.
Storck dan pasukannya boleh merendah. Faktanya, kemenangan pada laga pertama ini membuat peluang Hungaria melaju ke fase gugur terbuka lebar.
Pada duel kedua di Grup F, mereka akan menghadapi Islandia di Marseille (18/6/2016). Rival asal Eropa Utara itu di atas kertas lebih mudah ditaklukkan.
Potensi tambahan tripoin atas Islandia bisa membuat Hungaria lebih tenang kala melakoni partai ketiga versus tim unggulan, Portugal (22/6/2016).