BABAT POST – Ratna Sarumpaet adalah sosok yang tak asing lagi di dunia politik. Ya, Ia adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang dikenal sangat tegas dan berani dalam menyampaikan aspirasinya. Baru-baru ini, Ratna sendiri ikut mendukung Ahmad Dhani dalam usaha menangkap Ahok yang diduga jadi tersangka dalam kasus Sumber Waras dan Reklamasi Teluk Jakarta.
Aksi Dhani dan Ratna sendiri banyak ditentang oleh publik. Ratna bahkan harus rela ikutan kena bully habis-habisan oleh netizen di media sosial. Lalu apa pendapat Atiqah Hasiholan menanggapi ibunya diperlakukan secara negatif oleh publik?
“Ibu saya dari dulu aktivis. Dari dulu emak aku udah bawel. Kalau ada orang suka dan nggak suka fair-fair aja. Dari dulu saat ibu saya lawan Soeharto, ada yang suka dan nggak suka. Kalau di Sosmed terus beberapa mention ada yang di level kurang ajar. Alhamdulillah saya orang yang berhati besar, keberanian ibu saya mungkin banyak orang yang merasa terganggu. Ibu saya udah kritis dari jaman Soeharto jadi jangan lebay deh,” ujar Atiqah ketika ditemui di Crematology, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jum’at (10/6) malam.
Meski sudah biasa melihat sang ibunda dicemooh publik, namun ada juga beberapa perkataan yang menurut Atiqah di luar konteks dan tak pantas diucapkan. Seperti contohnya ketika ada yang menyebut Ratna sebagai sosok transgender.
“Kalau (kritik) masih di batasan yang wajar saya sih fine-fine aja. Tapi disayangkan banyak yang keluar dari konteks mulai menghujat. Sangat tidak sopan. Kalau masalah transgender saya bersyukur. Dalam arti di situ akan terlihat lawan ibu saya itu seperti apa. Perlu apa nggak yang kaya gitu ditanggapi? Cuekin aja,” sambung wanita berusia 34 tahun ini.
Sementara itu, dalam beberapa waktu terakhir ini mulai banyak nama-nama artis yang banting setir ke dunia politik. Meskipun ibunya adalah sosok yang banyak berkutat di bidang tersebut, namun Atiqah menyatakan tak tertarik untuk jadi seorang politisi.
“Kembali lagi, ibu saya itu bukan politisi tapi aktivis. Kalau saya sih nggak (tertarik) jadi politisi,” pungkasnya.