Aktivitas Gunung Kerinci Meningkat Warga Diminta Tetap Tenang dan Jauhi Kawah Aktif

BABAT POST – Pasca gempa 6,5 SR di barat daya Pesisir Selatan, yang dirasakan guncangannya hingga Jambi, Riau dan Singapura pada Kamis (2/6/2016), aktivitas Gunung Kerinci di Jambi meningkat dibandingkan sebelumnya.

Gunung Kerinci, yang berada di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, pada Minggu (5/6/2016) pagi, mengeluarkan asap kelabu dengan ketinggian sekitar 800 meter dari bibir kawah.

“Pada Minggu pagi, Gunung Kerinci terlihat jelas. Warna asap kelabu dengan ketinggian sekitar 800 meter dari bibir kawah dan mengarah ke barat laut,” kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Kerinci Indra Saputra dalam pesan singkat, Minggu.

Ketinggian asap pada Minggu pagi, masih sama seperti Sabtu namun, warna asap kelabu kecoklatan dan membubung ke arah timur dan barat. Gunung yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut, terdeteksi mengalami getaran dengan amplitudo 0,5-1 milimeter.

“Pada Sabtu tremor dengan amplitudo 0,5-4 milimeter namun lebih dominan pada 1 milimeter,” katanya.

Selain getaran, katanya, pada Sabtu juga terekam guncangan tektonik lokal sebanyak satu kali dan tektonik jauh dua kali.

Dengan kondisi seperti ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk tidak mendekati kawah aktif dengan radius tiga kilometer.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yang ditetapkan di dalam radius 3 km. Sementara, permukiman terdekat berada sekitar 8 km dari puncak kawah. Masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Menurut Sutopo, BPBD Kabupaten Kerinci dan BPBD Provinsi Jambi beserta unsur lain telah menyiapkan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Kerinci jiwa sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas.

Selain itu, jalur penerbangan di sekitar gunung tertinggi di Sumatera itu dihindari karena kekhawatiran bahwa sewaktu-waktu bisa terjadi semburan abu dengan ketinggian yang bisa menganggu penerbangan.

Sebelumnya, menurut BNPB, sejak Jumat (3/6/2016) teramati asap kelabu tinggi asap lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat.

“Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5-2 mm dominan 1 mm. Amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm. Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan,” jelas Sutopo, Sabtu (4/6/2016).

Sutopo menambahkan, letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01-0,05 mm.

Kendati demikian, tidak ada peningkatan status, sehingga status gunung tetap Waspada atau tingkat II. Status itu ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang.

“Letusan berlangsung puluhan kali dan menerus. Tidak ada peningkatan status gunung, status gunung tetap Waspada (level II). Status Waspada ini ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang,” ujarnya.

Related posts