Yuk Kenali Penyakit yang Sebabkan Muhammad Ali Meninggal Dunia

BABAT POST – Sebagi seorang petinju Muhammad Ali pastilah sering mengalami pukulan dari lawan. Meskipun sudah memakai alat pengaman tapi benturan yang keras juga bisa berakibat fatal.

Sang petinju legendaris dunia Muhammad Ali (74) dinyatakan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit parkinson, Jumat (3/6/2016) waktu setempat. Ali memang didiagnosis parkinson sejak tahun 1984 atau saat usianya 42 tahun.

Parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun. Penyebab parkinson hingga saat ini belum diketahui pasti.

Selain karena faktor usia, para ahli menduga benturan keras pada kepala juga bisa memicu parkinson. Seperti halnya yang terjadi pada Ali.

Ali diduga terkena parkinson di usia 42 tahun karena diduga sering mengalami benturan pada kepalanya saat pertarungan tinju.

Berita Terkait :  Kebiasaan Makan Sehat Lebih Efektif Ketimbang Diet

Beberapa petinju lain juga diketahui mengalami nasib yang sama. Namun, benturan keras pada kepala tak selalu menyebabkan parkinson.

Dokter Spesialis Saraf dari Parkinson and Movement Disorder Center Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Jakarta, Frandy Susatia mengungkapkan, benturan yang bisa memicu parkinson jika mengenai bagian otak yang mengganggu produksi dopamin.

“Kalau benturan terjadi kerusakan di titik tertentu dan terkena di daerah yang khusus menghasilkan dopamin, bisa parkinson. Kalau jidatnya yang kebentur, ya tidak,” terang Frandy.

Frandy menjelaskan, parkinson menyerang sel saraf di otak yang bernama basal ganglia. Sel ini berfungsi untuk mengontrol gerakan tubuh. Sel tersebut pun membutuhkan neurotransmitter dopamine dan acetylcholine dalam jumlah seimbang untuk memberikan sinyal ke sel yang mengontrol gerakan tubuh.

Berita Terkait :  7 Cara Mudah Usir Bau Mulut

Kekurangan dopamin di otak itu menyebabkan pasien parkinson mengalami gangguan gerak seperti tremor atau gemetar. Selain gemetar, gejala parkinson juga bisa berupa kekakuan sendi hingga gangguan postur tubuh.

Hingga saat ini belum ada obat-obatan maupun metode operasi yang menyembuhkan parkinson. Seiring bertambahnya usia, gejala parkinson bisa bertambah parah hingga menyebabkan kelumpuhan.

Gejala khas dari parkinson adalah tremor atau gemetar. Tremor yang dimaksud, contohnya, lengan atau tangan tiba-tiba bergetar, tungkai kaki gemetar meski saat duduk diam, dagu bergetar sendiri seperti mengunyah, dan tulisan tangan menjadi tidak rata.

Tremor terjadi karena kerusakan sel saraf di bagian otak yang disebut basal ganglia. Sel saraf di basal ganglia ini berfungsi mengontrol gerakan tubuh.

Berita Terkait :  Polusi Udara Dapat Berdampak Buruk Bagi Otak Kita

Pasien parkinson juga sering mengalami kekakuan sendi atau rigiditas sehingga sulit berjalan. Persendian yang kaku juga bisa ditandai dengan kesulitan menoleh, susah menelan, hingga suara mengecil.

“Seiring berjalannya waktu, gejala parkinson bisa bertambah parah,” kata Frandy.

Jika sudah parah, bisa mengalami gangguan postur tubuh, seperti tiba-tiba terjatuh, sulit memutar langkah, dan badan cenderung terjengkang ke belakang. Dalam kondisi ini, biasanya pasien membutuhkan kursi roda.

Parkinson bisa menurunkan kualitas hidup. Parkinson hingga saat ini belum bisa disembuhkan. Pemberian obat dan metode operasi yang ada saat ini hanya bisa untuk mengurangi gejala atau memperlambat parkinson lebih buruk.

Related posts