Polusi Udara Ternyata Mampu Tingkatkan Resiko Hipertensi

BABAT POST – Situs Bloomberg melansir data angka kematian yang diakibatkan oleh polusi udara yang sudah sangat tinggi ini dan dikatakan masih akan terus meningkat. Pada 2010, diperkirakan ada sekitar 3,3 juta jiwa di seluruh dunia meninggal hanya karena menghirup partikel kecil yang berterbangan di udara dan jumlah ini diperkirakan akan berlipat ganda.

“Sejak tahun 1990-an, hipotesis terkait pengaruh polusi udara terhadap risiko hipertensi telah diusulkan oleh banyak peneliti,” kata penulis senior Tao Liu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Guangzhou, Cina.

Para peneliti menganalisis 17 penelitian tentang polusi udara dan hipertensi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah yang melebihi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg). Secara total, studi melibatkan lebih dari 80.000 orang dengan tekanan darah tinggi dan lebih dari 220.000 orang tanpa risiko.

Peneliti menemukan, paparan jangka pendek sulfur dioksida yang timbul dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan partikulat seperti debu dan kotoran di udara, dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi, sama seperti paparan jangka panjang untuk nitrogen dioksida, yang berasal dari pembangkit listrik dan knalpot kendaraan.

Polusi udara dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif yang dapat menyebabkan perubahan dalam arteri, para penulis mencatat.

“Ada hubungan linear antara polusi udara dan hipertensi, yang menunjukkan bahwa pada tingkat yang sangat rendah sekalipun, polusi udara sangat mungkin menyebabkan risiko hipertensi,” kata Liu.

“Oleh karena itu, setiap orang harus peduli tentang efek dari polusi udara terhadap tekanan darah bahkan jika ada tingkat polusi udara yang sangat rendah di lingkungan, seperti asap knalpot kendaraan pribadi sekitar rumah.”

“Walau tidak mungkin untuk menghapus semua polutan udara dari lingkungan, namun kita bisa mengusahakan untuk mengurangi paparan,” kata Liu.

Walau begitu, menurut Dr Gaetano Santulli dari Columbia University Medical Center di New York yang bukan bagian dari studi, polusi tak bisa dianggap sebagai penyebab utama hipertensi. Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum, konsumsi banyak garam, tak bisa dipisahkan.

Sehingga, berhenti merokok, makan sehat, mengurangi asupan natrium dan gula, mengurangi stres kronis, dan berolahraga secara teratur tetap menjadi pilihan utama dalam membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi, lanjut Santulli.

Inilah beberapa bahaya lain yang patut diwaspadai akibat menghirup asap kendaraan bermotor.

Menyebabkan Penyakit paru kronis (PPOK)

Bagi orang yang memiliki alergi, asap polisi kendaraan bisa menimbulkan efek langsung seperti bersin-bersin atau pilek, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.

PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan terhambatnya udara pada saluran napas. Penyakit ini diakibatkan oleh karena terlalu banyak dan seringnya menghirup polusi udara. Permasalahan polusi udara seperti ini sepertinya sudah tidak mungkin lagi untuk dihindari di tengah Kota besar yang semakin padat kendaraan.

Menyebabkan penurunan IQ pada anak

Pengaruh timbal atau logam berat dari asap kendaraan bisa mempengaruhi otak, dan menyebakan anak bisa kehilangan potensi kecerdasannya. Seharusnya Anak bisa lebih cerdas lagi dikelasnya, namun karena terlalu sering terpapar zat karbon prestasinya bisa terus menurun. Kondisi medis tertentu seperti asma/sesak nafas dan penyakit jantung bisa mereka miliki ketika sudah besar nanti.

Bahaya akibat paparan asap kendaraan pada Ibu Hamil

Situs berita Dailymail.co.uk melansir berita yang mengatakan bahwa asap dari knalpot kendaraan bermotor akan sangat membahayakan terlebih bagi kesehatan janin. Hal ini terutama bisa meningkatkan risiko autisme hingga 2 kali lipat pada anak nantinya setelah dilahirkan.

Marc Weisskopf, seorang peneliti dari Harvard School of Public Health mengatakan bahwa asap kendaraan membawa partikel bahan kimia yang kemudian dihirup dan masuk ke dalam tubuh ibu hamil. Jika berlangsung terus-menerus, maka hal ini dapat mengganggu pertumbuhan otak janin dan peningkatan risiko autisme.

Data ada menunjukkan bahwa saat ini semakin banyak saja anak yang terkena autisme. Autisme adalah kondisi yang dapat terjadi selain karena mengonsumsi makanan tak sehat dan gaya hidup tidak sehat, paparan asap kendaraan bermotor terutama yang berbahan bakar solar bisa menjadi penyebabnya.

Related posts