Implementasikan Nilai Pancasila di Bandung, Ini Cara Ridwan Kamil

Pilgub DKI Jakarta 2017

BABAT POST – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mempimpin jajarannya untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah peringatan Hari Pancasila dan Hari Pidato Bung Karno yang akan digelar pada Rabu (1/6/2016).

Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, persiapan yang dilakukan tak hanya berbentuk fisik. Namun, ada nilai-nilai Pancasila yang telah diimpelementasikan dalam program di Kota Bandung.

Read More

“Tugas kita menerjemahkan bukan dihapal dan ritual saja, kalau di Bandung sila pertama kita perkuat dengan maghrib mengaji, pembelaan kepada kaum minoritas agama tentang membangun tempat ibadah, sempat didemo warga mayoritas, tapi menurut saya itu sudah sesuai prosedur jadi dilanjutkan,” ucap Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (30/5/2016).

Untuk implementasi sila kedua, Kota Bandung telah meluncukan program “Ayo Bayar Zakat” dan program Family for Family yang saat ini tengah dalam masa persiapan.

“Urusan kemanusiaan ada program Bayar Zakat kita perkuat di situ bahwa masalah umat bisa beres oleh umat sendiri. Family for family sedang dipersiapkan,” ungkapnya.

Selain itu, Kota Bandung tengah getol membagi program smartcity-nya yang merupakan bentuk nyata dari sila ketiga. “Sila ketiga persatuan kita peduli NKRI maka Bandung dengan sadar diri menyumbangkan smartcity ke Banjarmasin, Banjar, Bangka, termasuk tadi Kota Bukit Tinggi dan makin banyak,” ujarnya.

Sementara untuk sila keempat, ucap Emil, telah diterjemahkan dengan membuat wadah informal bagai masyarakat sebagai bentuk demkokrasi di Bandung.

“Sila keempat kita terjemahkan dengan membuat ruang demokrasi informal dengan membentu dewan pendidikan, dewan budaya, cagar kebudayaan, tim ahli bangunan, dewan smartcity dengan begitu rakyat punya ruang untuk menyuarakan haknya kita buka ruang dengan media sosial agar warga bisa memberi kritik,” jelasnya.

Adapun untuk sila kelima, Pemkot Bandung telah membuka celah untuk para pelaku usaha kecil menengah dengan menyediakan pinjaman modal tanpa agunan (Kredit Melati).

“Keadilan sosial ada kredit melati agar yang kaya makin kaya yang miskin ke bawa-bawa. Sudah dua ribu orang bebas rentenir,” ungkapnya.

“Bagi saya di Bandung ini bercerita tentang Indonesia tidak hanya isu lokal, semua hikmah itu kalau diIndonesiakan dengan mudah bisa diduplikasi. Maksud saya itulah terjemahan tentang pentingnya Pancasila tanpa perlu diucapkan keras-keras, terhadap ekstrim kiri dan kanan harus waspada juga,” tambah Emil.

Related posts