BABAT POST – Bob French, seorang pemilik perusahaan truk asal Texas, Amerika Serikat, sedang berkendara sekitar 3.000 kilometer dari rumah hari itu. Mendadak, truk Bob berhenti. Ada yang membuatnya terkejut.
Tanpa peringatan, mata kiri Bob diwarnai kegelapan. Lalu, sedetik kemudian, ia sudah kehilangan penghilatan. Seketika ia tak bisa melihat.
Perasaan Bob campur aduk. Dalam situasi itu, dia tak bisa juga menghubungi siapa pun.
Komplikasi
Gangguan penglihatan sebenarnya bukan hal baru bagi Bob. Sebulan sebelum hari itu, kemampuan melihatnya memang sudah mulai memudar. Bahkan, ada titik kosong di tengah area pandang mata kanan Bob.
Setibanya di rumah sakit, ia didiagnosis menderita retinopati dan edema makula. Kedua penyakit tersebut merupakan komplikasi dari diabetes yang telah diderita Bob selama bertahun-tahun.
Retinopati berarti gangguan pada syaraf mata yang bertugas menangkap gambar dan mengirimkannya ke otak. Sementara, edema makula ialah pembengkakan pada daerah dekat pusat retina.
Dalam usaha mengembalikan kesehatan matanya, Bob harus menjalani 20 operasi dan menjual seluruh truk miliknya sebagai modal pembiayaan. Hari itu benar-benar membalik hidup Bob 180 derajat.
Cerita hidup Bob French tercantum sebagai salah satu kisah inspiratif dalam majalah diabetes Forecast milik Asosiasi diabetes Amerika. Di balik perjuangannya melawan penyakit, ada pesan bahwa diabetes membuka kemungkinan merembet menjadi berbagai komplikasi penyakit bagi penderitanya.
Tingginya kadar gula dalam tubuh mampu menggangu sistem kerja pembuluh darah, baik pembuluh darah kecil maupun besar. Hal ini akan menyebabkan kerusakan bagi organ tubuh lainnya.
“Komplikasi pembuluh darah kecil dapat menimbulkan gangguan penglihatan, gangguan ginjal, dan gangguan saraf. Adapun komplikasi pada pembuluh darah besar bisa menyebakan stroke, penyakit kardiovaskuler, atau penyakit arteri perifer,” kata Budiman Darmowidjojo, Ketua Jakarta diabetes Meeting 2015, Kamis (5/11).
Pada kasus Bob, misalnya, kadar gula darah yang meningkat jauh di atas ambang normal akan menyerang pembuluh darah retina atau lapisan saraf mata.
Akibatnya, terjadi penumpukan cairan berisi lemak atau pendarahan. Pembuluh dan saraf berisiko bocor, bengkak, hingga pecah.
Kerusakan pada retina dan saraf tersebutlah yang menyebabkan pandangan buram. Kemunculan titik atau gangguan lain di area pandang mata biasanya menjadi gejala sebelum terjadinya kebutaan.
“ Tak hanya itu, diabetes juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi,” imbuh Budiman.
Deteksi dini
diabetes dan komplikasi yang disebabkannya dapat dicegah dengan mengontrol kadar gula darah. Pemeriksaan secara berkala penting dilakukan sebagai langkah awal pencegahan masalah dalam tubuh.
Periksa kesehatan lengkap sebaiknya dilakukan sejak muda, minimal pada usia 21 tahun. Idealnya, tes ini dilakukan setiap tahun mengingat gaya hidup modern masyarakat zaman sekarang yang membuka lebih banyak risiko penyakit.
Khusus untuk gula darah, Anda sudah bisa melakukan tes secara berkala sendiri tanpa harus ke rumah sakit atau laboratorium kesehatan. Sekarang sudah ada alat pendeteksi kadar gula darah mandiri, seperti OneTouch UltraEasy.
Cukup memasukkan test strip dan tempelkan darah pada lembar tes, kadar gula darah akan muncul dalam waktu lima detik. Dengan alat ini, Anda pun dapat menyimpan hasil tes untuk dikonsultasikan pada dokter setelah pengecekan.
Tak dimungkiri, diabetes mampu mengakibatkan komplikasi berbagai masalah kesehatan fatal. Namun, bukan berarti penyakit ini tak dapat dicegah sebelum mengganggu hidup Anda.