BABAT POST – Setelah peristiwa hilangnya pesawat EgyptAir MS804 dari radar dan jatuh di Laut Mediterania, yang menewaskan 66 orang di dalamnya.
Sebuah pesawat Delta Airlines dengan nomor penerbangan DL 8957 dari Jerman ke Kuwait dilaporkan tersesat di wilayah udara Yunani, seperti dirilis news.com.au, Selasa (24/5/2016).
Pengendali lalu lintas udara di seluruh dunia bersiaga tinggi begitu mengetahui pesawat itu berada di atas Laut Mediterania, wilayah yang sama dengan EgyptAir hilang dari radar.
Kepanikan paling terasa terjadi di ruang pengendali lalu lintas udara di Athena, Yunani.
Mereka berulang kali menghubungi ruang kokpit pesawat untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri, tak ada jawaban apa-apa. Hening!
Khawatir pesawat itu telah dibajak, kejadian itu langsung dilaporkan ke Kementerian Pertahanan Yunani oleh otoritas penerbangan sipil setempat.
Dengan meraba-raba, tidak tahu apa yang terjadi di pesawat, dua jet tempur F-16 pun diterbangkan untuk mencegat “penerbangan hantu” tersebut. Langkah ini adalah prosedur standar militer.
Pesawat DL 8957 saat itu sedang mendekati Pulau Santorini, Laut Aegean, wilayah Yunani.
Pilot F-16 mencoba untuk melihat apa yang terjadi di dalam pesawat. Ia melaporkan bahwa pilot Delta tampaknya tetap berada di kursi kokpit mereka, tetapi mungkin tertidur.
Salah satu jet tempur bahkan terbang di depan pesawat penumpang Boeing 767-400ER itu. Ia menyorotkan cahaya ke DL 8957 untuk membangunkan mereka, tetapi masih tak ada respons.
Namun, sorotan cahaya dari jet tempur F-16 justru membuat penumpang Delta Airlines kaget. Mereka langsung memberi tahu pramugari bahwa jet tempur mengepung pesawat mereka.
Pramugari yang panik pun menggedor pintu kokpit dan pilot pun terbangun. Mereka kemudian menghubungi otoritas Yunani. Pada saat itu, sudah hampir satu jam tanpa kontak apa pun ke darat.
Seorang juru bicara Delta Airlines mengatakan kepada Daily Star,
“Saat menyinggahi wilayah udara Yunani, awak pesawat DL 8957 … tidak mampu menjalin komunikasi radio dengan ruang kontrol lalu lintas udara Yunani dalam waktu yang singkat.”
Pesawat itu dicarter dari Hahn, Jerman, menuju Kuwait City, Kuwait.
Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) telah mengidentifikasi 12 kecelakaan dan 64 kejadian pesawat nyaris hilang selama lebih dari 10 tahun ini akibat faktor pilot kelelahan.
Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil akan memberlakukan aturan baru yang mengatur maskapai agar tidak ada pilot yang kelelahan di udara mulai 2017.
Survei yang dilakukan di Inggris pada tahun 2013 menunjukkan, separuh dari pilot tidur di kokpit selama mereka menerbangkan pesawat.
Hasil survei itu juga menunjukkan, sepertiga di antaranya bahkan ketika sang pilot terbangun dari tidurnya, ia menemukan kopilot juga sedang tertidur pulas.