BABAT POST – Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin (23/5) waktu setempat atau Selasa (24/5/2016) dini hari (WIB) tergelincir akibat minyak.
Juga, seiring para investor lebih suka menunggu kepastian kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (Fed) dan outlook pada inflasi AS.
Indeks S&P mulai mengalami loss pada 15 menit sebelum perdagangan saham ditutup dan ekuitas terus beralih antara gain dan loss.
Dollar AS naik terhadap mata uang Kanada dan Norwegia, sementara harga emas turun terendah dalam dua bulan.
Harga minyak jatuh selama empat sesi perdagangan berturut-turut, seiring mulai bekerjanya ladang minyak di Kanada paska kebakaran hebat yang membuat produksinya berhenti.
Sebagian besar pelaku industri metal juga turun sahamnya, demikian juga dengan bijih besi.
Sebelumnya, paparan Fed mengenai data ekonomi membuat ricuh pasar selama sepekan. Bank sentral AS ini mengindikasikan akan adanya kenaikan suku bunga acuan di Juni.
Pejabat Fed terus memberikan spekulasi bahwa naiknya suku bunga acuan akan membuat perekonomian sedikit melamah, oleh sebab itu para pedagang atau trader sudah mengestimasi kenaikan suku bunga hingga 32 persen pada bulan depan, atau naik 4 persen dari perkiraan semula.
Fed juga kerkomentar mengenai Inggris yang ingin keluar dari Uni Eropa dan hal itu tidak akan mengganggu AS. Fed juga khawatir pada perlambatan ekonomi China serta utang korporsi yang membengkak di pasar global.
“Pasar masih mencoba untuk mencerna apa yang dimaksud Fed pada menit-menit terakhir minggu lalu,” kata Mark Kepner, managing director dan equity trader di Themis Trading LLC di New York, AS.
“Setiap orang akan mencermati apa yang akan terjadi dalam sepekan ini di sektor perumahan, PMI dan upah,” lanjut dia.
Saham dan Mata Uang
Indeks S&P turun tipis 0,2 persen ke level 2.048,04. Saham-saham sektor pertahanan mendorong penurunan, saham kebutuhan dasar dan telepon turun 0,6 persen dan saham produsen energi turun 0,3 persen.
Saham Apple naik 1,3 persen setelah koran ekonomi Taiwan melaporkan bahwa Apple sudah memerintahkan supplier di negara itu untuk membuat iPhone baru.
Sementara itu saham Monsanto Co naik 4,4 persen setelah Bayer AG membelinya seharga 62 miliar secara tunai. Sementara saham Bayer turun 6 persen.
Dollar menguat selama dua pekan dibandingkan dengan mata uang lain seiring spekulasi AS akan menaikkan suku bunga acuan pekan depan. Sebelumnya, dollar melemah setelah Januari.
Dollar naik 0,3 persen dibanding mata uang krone Norwegia akibat jatuhnya harga minyak dan komoditas lainnya. Sementara Yen terapresiasi 0,8 persen ke 109,24 dollar setelah Menteri keuangan taro Aso menaikkan prospek intervensi mata uang dalam pertemuannya dengan Kementerian Keuangan AS.
Komoditas
Minyak mentah WTI tutun 0,7 persen ke level 48,08 dollar AS per barel akibat membaiknya lapangan minyak di Kanada setelah kebakaran hebat, sehingga Suncor Energy Inc. dan Syncrude Canada Ltd. mulai kembali bekerja.
Dollar AS turun terdalam di dua bulan terakhir, sementara harga kontrak berjangka emas turun 0,1 persen ke level 1.251,50 Dollar AS.
Nikel turun 2 persen di London Metal Exchange, seiring baja, lid dan zinc juga turun 0,4 persen. Bijih besi terpuruk 6,7 persen ke level 51,22 dollar AS per metrik ton.