BABAT POST – Berikut 5 kebiasaan sepele orangtua yang berdampak buruk bagi kesehatan anak.
Membuat sufor dengan air hangat dari dispenser
Tak jarang orangtua melarutkan susu formula menggunakan air hangat dari dispenser. Dengan asumsi, air hangat sudah cukup untuk melarutkan susu secara merata, maka tidak usah sampai mendidih.
Sebenarnya, membuat sufor yang benar adalah dengan menyediakan air panas yang sampai mendidih, lalu diamkan beberapa saat sekitar 15—20 menit sampai suhu turun, namun masih di atas 700C. Setelah itu, masukkan air panas tersebut ke dalam botol susu, lalu masukkan bubuk sufor sesuai takaran, dan aduk/kocok perlahan sampai merata.
Mengapa air dari dispenser menjadi masalah? Air panas yang dihasilkan dari dispenser sering kali tidak mencapai suhu di atas 700C.
Bubuk sufor sesungguhnya tidaklah steril. Bila dilarutkan dengan air bersuhu di bawah 700C, maka masih ada kemungkinan terdapat bakteri dalam bubuk sufor yang tidak mati.
Memberikan madu pada bayi di bawah 1 tahun
Madu memang diketahui memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan. Karenanya, tak jarang ada orangtua yang memberikan madu pada bayinya dengan maksud agar semakin sehat.
Namun, sesungguhnya pemberian madu bagi bayi berusia di bawah 1 tahun tidak dianjurkan. Ini karena memiliki risiko masuknya spora dari kuman Clostridium botulinum dan dapat berakibat gangguan saraf yang berat.
pada usia di bawah 1 tahun, saluran cerna belum sempurna sehingga tidak dapat “menahan” dampak dari spora ini.
Sakit flu namun tetap mencium-cium anak
Sakit flu bisa menyerang siapa saja. Masalahnya, bila Mama atau Papa yang terkena, kadang dapat menjadi sumber penularan pada bayi/anak. Bagi sebagian besar orang dewasa, sakit flu ringan—dengan gejala batuk pilek—sering kali tidak memberikan dampak berarti bagi aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, orangtua tentu ingin sekali selalu berdekatan dan menciumi anaknya yang lucu dan menggemaskan. Padahal, hal ini termasuk kebiasaan orangtua yang berisiko pada anak.
Nah, bila kebiasaan menciumi anak ini tidak dibatasi ketika sedang flu, tak jarang justru menyebabkan anak tertular. Jangan lupa, penularan penyakit flu adalah melalui percikan ludah/bersin yang terhirup oleh orang lain.
Salah satu cara mengatasinya sebenarnya tidak sulit, yaitu selama sakit dan berdekatan dengan anak, selalu menggunakan masker untuk menutup mulut dan hidung, agar tidak menjadi sumber penularan bagi si kecil.
Orangtua perokok menggendong dan cium si kecil
Tidak sedikit papa yang merokok. Masalahnya, tak jarang para papa ini setelah pulang bekerja dan masih bau rokok, ketika tiba di rumah ingin segera mencium sang buah hati.
Alhasil, udara napas yang dikeluarkan masih mengandung zat dari asap rokok.
Meski tidak merokok di depan anak, dampaknya tetap ada. Kalau masih tercium bau rokok dari napas atau dari pakaian, sudah cukup membuat bayi/anak mengalami reaksi hipersensitif terhadap bau tersebut.
Hasilnya, tak jarang didapatkan kasus anak sering batuk-batuk ketika berdekatan dengan papanya yang perokok.
Malas cuci tangan sebelum menyiapkan dan memberikan makan
Menyiapkan makanan bagi anak memang terkadang merepotkan. Tak jarang para mama lupa atau malah malas mencuci tangan hingga bersih dahulu sebelum memberikan makan pada anaknya.
Ketika tangan Mamayang tidak bersih ikut memegang makanan atau alat makannya, kuman yang ada di tangan dapat pula berpindah ke tubuh anak dan menjadikannya sakit.