BABAT POST – Bagi warga perkotaan tak ada pilihan lain dimana mereka harus bersepeda. Tak ada tempat hijau yang menyejukkan mata dan mempunyai udara bersih.
Akhirnya pesepeda di Ibu Kota sering kali harus berhadapan dengan polusi udara dari asap kendaraan bermotor. Banyak yang berpikir, bersepeda di tengah polusi udara perkotaan tidak baik untuk kesehatan sehingga manfaat berolahraga pun tidak didapat.
Ternyata, tidak demikian jika menurut peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Preventive Medicine itu menunjukkan, manfaat bersepeda di udara berpolusi tetap lebih besar dibanding risiko menghirup udara kotor itu.
Tak hanya bersepeda, hal ini juga berlaku bagi mereka yang suka berjalan kaki maupun berlari di perkotaan.
Menurut pemimpin penelitian Marko Tainiio, risiko dari polusi udara ternyata tidak menghilangkan efek positif dari bersepeda maupun berlari.
Peneliti menggunakan simulasi di komputer untuk membandingkan manfaat dan risiko bersepeda serta berlari terhadap berbagai tingkat polusi udara. Penelitian dilakukan di London, bahkan di Delhi, India, salah satu kota dengan tingkat pencemaran udara tertinggi.
Marko mengatakan, butuh tingkat polusi udara yang sangat tinggi untuk membatalkan manfaat dari berolahraga di udara terbuka. Dengan adanya penelitian ini, lanjut Marko, masyarakat tidak perlu menghentikan aktivitas fisik di luar ruangan.
Olahraga teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes, hingga menurunkan risiko kanker.
Seorang peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) juga menemukan hal yang sama.
“Kami menemukan bahwa bernafas di udara yang mengandung polusi kendaraan sepanjang jalan selama pagi dan sore hari hanya berdampak kecil bagi kesehatan pengendara sepeda,” kata peneliti, Tom Cole-Hunter seperti dilansir The Conversation.
Meskipun dampak polusi terhadap kesehatan pegowes cukup sedikit, Cole-Hunter tetap menyarankan agar pegowes sebaiknya tidak menantang asap polusi. Mencari rute yang lebih sedikit dilewati kendaraan bermotor tentu akan mengurangi jumlah partikel udara kotor yang dihirup.
“Pengendara sepeda yang menderita keluhan asma akan lebih baik jika menyusuri jalan yang kurang padat. Karena partikel emisi kendaraan bermotor bisa berdampak buruk pada sistem pernapasan,” kata Cole-Hunter.
Peneliti senior, James Woodcock, juga mengingatkan, meski risiko polusi udara tidak lebih besar bagi mereka yang berolahraga, bukan berarti kita berhenti memerangi polusi.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur perlu mendukung orang-orang yang bersepeda ke kantor atau ke sekolah. Jika semakin banyak orang yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, otomatis tingkat polusi pun menurun.