BABAT POST – Senat Brasil akhirnya menonaktifkan Presiden Dilma Rousseff, Kamis (12/5/2016), sebelam menghadapi pemakzulan.
Selain itu, senat juga menyerahkan kekuasaan kepada sang wakil presiden yang kemudian menjadi rival politik Rousseff, Michel Temer.
Tersingkirnya Rousseff ini sekaligus untuk sementara mengakhiri kisruh politik di Brasil dan menyudahi 13 tahun kekuasaan kelompok kiri di negeri terbesar di Amerika Selatan itu.
Setelah berdebat selama hampir 22 jam, Senat mengakhiri sidang dengan pemungutan suara dengan komposisi 55-22 suara setuju untuk “menyingkirkan” presiden perempuan pertama Brasil itu.
Hasil ini membuat para senator pro-pemakzulan bersorak sorai sambil bertepuk tangan.
Hanya dibutuhkan suara mayoritas dari anggota Senat untuk menonaktifkan Rousseff selama enam bulan sambil menunggu sidang pemakzulan.
Sidang sendiri membutuhkan waktu berbulan-bulan karena membutuhkan dua pertiga suara Senat untuk benar-benar mendepak perempuan 68 tahun itu dari jabatannya.
Dalam waktu beberapa jam, Michel Temer, pemimpin partai kanan-tengah PMDB, didaulat menjadi penjabat presiden sekaligus mengakhiri dominasi Partai Pekerja pimpinan Rousseff yang berhaluan kiri.
Temer dijadwalkan segera mengumumkan susunan pemerintahan baru dan mengatakan prioritasnya adalah untuk mengatasi resesi ekonomi terburuk Brasil dan mengatasi kelumpuhan Kongres selama “bertarung” dengan Rousseff.
Rousseff, seorang mantan gerilyawan Marxis yang pernah disiksa pemerintah diktator militer pada 1970-an itu, mengatakan rencana pemakzulan sama dengan sebuah kudeta dan bersumpah akan melawan.
Rousseff akan secara resmi diberitahu hasil di Senat ini pada pukul 10.00 waktu setempat dan dia akan berpidato kepada rakyat Brasil setelahnya.
Seorang juru bicara Partai Pekerja mengatakan, para pendukung Rousseff akan berkumpul di depan istana kepresidenan untuk menghormati perempuan itu saat meninggalkan istana.