Operasi Perpanjang Kaki yang Sangat Tak Dianjurkan untuk Bidang Kosmetik

BABAT POST – Prosedur bedah plastik tidak berhenti pada upaya memancungkan hidung atau menghilangkan kerutan. Saat ini, ada banyak tindakan bedah plastik yang aneh, termasuk implan kumis sampai meniruskan wajah.

Menambah daftar operasi plastik untuk menyempurnakan penampilan, kini ada prosedur untuk menambah tinggi badan seseorang dengan cara memperpanjang kaki.

Operasi perpanjang kaki kini menjadi tren yang berkembang di bidang bedah kosmetik. Prosedur ini umumnya dipandang sebagai berkah bagi orang-orang dengan tubuh pendek.

Dengan operasi perpanjang kaki, tinggi seseorang bisa bertambah antara 2-3 inci (sekitar 5-7 cm). Namun operasi itu tidak hanya mahal tapi juga memiliki risiko kaki bisa patah.

Di India, dokter ortopedi yang melakukannya akan mematahkan kaki pasien, menaruh implan, lalu selama sebulan pasien harus menggunakan kursi roda sebelum ia bisa berjalan lagi.

Orang dengan postur tubuh yang tinggi dan kaki yang panjang memang dianggap lebih menarik. Tak heran jika ekstensi kaki menjadi salah satu cara instan yang dipilih orang yang merasa posturnya pendek.

Prosedur berbiaya murah menjadi daya tarik tersendiri sehingga di India operasi plastik ini banyak diminati. Meski begitu, tanpa regulasi yang ketat dan kompetensi dokter yang kurang, prosedur tersebut bisa berbahaya. Efek samping terburuk adalah pasien akan cacat permanen.

“Ini adalah salah satu operasi plastik paling sulit untuk dilakukan. Banyak dokter yang melakukannya setelah satu atau dua bulan magang ke dokter yang sudah melakukannya. Tidak ada pendidikan yang memadai,” kata dr Amar Sarin, dokter bedah ortopedi di Delhi, seperti dikutip The Guardian.

Sebenarnya, prosedur memanjangkan kaki sudah banyak dilakukan, tetapi murni untuk tujuan medis, misalnya mengatasi deformitas tungkai atau cedera.

Prosedur bedah plastik tersebut dikembangkan oleh Gavriil Ilizarov, dokter Polandia yang tinggal di kota kecil di Sibera. Ia menciptakan prosedur ini untuk membantu orang yang mengalami cedera tungkai atau lahir dengan kelainan bawaan.

Sampai saat ini, prosedur itu masih dipakai untuk tujuan rekonstruksi, bukan kosmetik. Namun, yang populer justru untuk tujuan kosmetik. Pasien juga cenderung memaksakan diri untuk melakukan prosedur tersebut untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.

Meski dianggap sukses, beberapa ahli ortopedi tidak merekomendasikan operasi perpanjang kaki kecuali jika memang perlu.

“Saya tidak menyarankannya untuk alasan kosmetik karena ada komplikasi seperti infeksi dan gangguan syaraf yang diakibatkan oleh masuknya benda asing di area sekitar potongan tulang,” kata Manish Dhawan, ahli ortopedi di New Delhi.

Menurut studi 2006 yang diterbikan dalam jurnal International Orthopaedics, komplikasi dari operasi perpanjang kaki sangat sering terjadi. Komplikasi itu meliputi kerusakan sistem syaraf, panjang kaki yang tidak seimbang, masalah pinggul dan kelumpuhan.

Untuk alasan itulah, operasi perpanjang kaki biasanya tidak dilakukan terhadap orang yang memiliki tinggi badan lebih dari 175 cm.

Namun operasi perpanjang kaki sangat populer di Tiongkok. Kong Jim-wen menghabiskan dana lebih dari US$ 8 ribu untuk memanjangkan kakinya pada 2003 silam meski ia adalah wanita normal tanpa kelainan fisik.

“Memang sakitnya luar biasa. Tapi kini aku lebih tinggi. Aku akan punya lebih banyak keuntungan dalam hidup dan kesempatan mencari pekerjaan dan suami.”

Related posts