Gurihnya Bisnis “E-Money” Membuat Bank Daerah pun Tergiur Untuk “MenCicipi”

BABAT POST – Bisnis uang elektronik (e-money) tak cuma milik bank besar. Sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) tidak mau kalah dengan bank kakap yang telah lama bermain di bisnis kartu prabayar (prepaid).

Berdasarkan data Asosiasi Bank Daerah (Asbanda), tercatat sudah ada enam BPD yang masuk bisnis uang elektronik. Sebagian besar dari bank daerah tersebut menggarap e-money hasil tebengan alias co-branding dengan bank besar.

Ketua Asbanda Kresno Sediarsi menyatakan, enam bank daerah tersebut yakni, Bank Sumsel Babel, BPD DIY, Bank Kalbar, Bank Jatim, Bank Jateng dan Bank DKI. Pemain paling buncit di bisnis e-money adalah Bank Sumsel Babel. Bank Sumsel Babel bersiap meluncurkan kartu prepaid dalam waktu dekat.

Menurut Direktur Utama Sumsel Babel Muhammad Adil, saat ini pihaknya sedang menunggu audit sistem oleh Bank Indonesia (BI). “Secara teknis sudah siap, sudah ujicoba. Nanti akhir semester I 2016 akan beredar luas,” ujar Muhammad Adil.

Adil mengatakan, Bank Sumsel Babel membidik beberapa fasilitas publik seperti Trans Musi untuk penggunaan kartu BSB Card. Sampai akhir tahun, Bank Sumsel Babel menargetkan kartu BSB Card tercetak 3.000 kartu.

Sejumlah bank daerah yang sudah lebih dahulu mencicip bisnis e-money juga memasang target tinggi. Kresno yang juga merupakan Direktur Utama Bank DKI mengatakan, Bank DKI menargetkan jumlah kartu beredar JakCard sebanyak sembilan juta atau setara dengan jumlah penduduk DKI Jakarta.

“Ke depannya Bank DKI akan banyak melakukan kerjasama dengan merchant agar kartu JakCard bisa dipergunakan ke beberapa tiket masuk seperti museum dan fasilitas olahraga,” jelas Kresno.

Saat ini, tambah Kresno, sebagian besar transaksi Jakcard berasal dari sektor transportasi, khususnya bus Transjakarta. Bank DKI berkontribusi sebesar 10% dari total transaksi elektronik di bus Transjakarta.

Sebagai informasi, sampai Maret 2016, tercatat jumlah kartu JakCard sebanyak 575.489 kartu dengan nilai transaksi per bulan mencapai Rp 1,03 miliar.

Ada pula Bank Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menebeng jaringan kartu e-money Flazz Bank Central Asia (BCA). Bank daerah asal Yogyakarta ini berharap kartu e-money miliknya bertambah mencapai 50.000 karti sampai akhir tahun ini.

“Diharapkan sampai akhir tahun ada Rp 50 miliar dana yang bisa mengendap karena ada layanan e-money,” ujar Direktur Utama BPD DIY Bambang Setiawan.

Selain bekerja sama dengan BCA, Bank DIY gencar berpromosi di sejumlah fasilitas publik seperti kampus dan transportasi umum. Saat ini, penggunaan Flazz BPD DIY didominasi oleh transaksi belanja di jaringan pertokoan ritel seperti Indomaret dan Alfamart.

Related posts