BABAT POST – Muncul lalu mendadak hilang, itulah yang terjadi di industri musik Indonesia saat tren boyband mulai booming beberapa waktu yang lalu. Banyak boyband bermunculan dan seakan menyihir para pecinta musik yang memang kala itu butuh sebuah warna baru.
Smash, Max 5, Dragon Boyz hingga XO-IX adalah beberapa boyband Indonesia yang sempat menjadi raja di belantika musik Indonesia. Para cowok-cowok ganteng ini mencoba memadukan skill bernyanyi dengan dance enerjik saat berada di atas panggung.
Kehadiran mereka seakan mengingatkan kita dengan nama-nama beken seperti Westlife dan Backstreet Boys yang jaya di era tahun 90-an. Tak terhitung lagi sudah berapa juta cewek yang mereka buat histeris saat para boyband ini tampil di atas panggung.
Seiring kesuksesan boyband, menjamur pula banyak girlband. 7 Icons, Princess, Super Girlies adalah beberapa contohnya. Tak cuma bermodal kecantikan wajah saja, para member girlband ini juga punya skill yang memang sudah terasah.
Namun seperti kata pepatah, ‘semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin berhembus’, banyak orang mulai mencibir kemunculan para boyband ini. Mereka menilai bila boyband ini hanyalah semata-mata sebuah tren dadakan saja, bukan pure untuk bermusik.
Ada beberapa alasan yang menjadikan boyband ini seperti musuh bersama. Beberapa kalangan merasa tak bisa menerima konsep perpaduan singing and dancing yang dibawakan oleh para boyband ini.
Alhasil, muncullah banyak akun haters di media sosial. Parahnya, banyak yang mencibir boyband dan girlband ini dengan kata-kata kasar seperti (maaf) banci. Tak jarang pula ada yang menyebut bila mereka hanya mencontek konsep yang sudah lebih dulu populer di luar negeri khususnya Korea dengan Kpop-nya.
Bila dipikir secara bijak, sebenarnya tak ada yang salah dengan yang namanya tren boyband maupun girlband. Toh musik itu memang kembali lagi ke urusan selera setiap pendengar.
Di sisi lain, fenomena seperti ini ternyata juga menarik perhatian orang-orang dari kalangan musik itu sendiri. Salah satunya adalah Bens Leo yang selama ini dikenal sebagai pengamat industri musik Tanah Air.
Bens Leo merasa fenomena muncul dan hilangnya para boyband – girlband ini sudah sesuai dengan prediksinya beberapa tahun lalu. Pria kelahiran Pasuruan ini pernah mengatakan kalau fenomena dadakan seperti ini mungkin hanya bisa bertahan sekitar beberapa tahun saja. Dan nyatanya benar!
“Saya waktu lima tahun lalu sempat bilang, munculnya boyband yang berkiblat Korea itu mungkin hanya tiga atau empat tahun akan hilang. Dan ternyata bener,” ujar Bens Leo beberapa waktu yang lalu.
Bens Leo punya beberapa alasan mengapa boyband maupun girlband ini bisa cepat muncul dan hilang. Faktor tersebut adalah tak adanya jiwa yang total untuk berkarya alias tak mampu untuk berkreasi sendiri.
“Musik yang hanya trend itu akan cepat hilang sendirinya. Ada saat seniman tidak total berkarya. Temen-temen dari boyband dan girlband lagunya diciptakan oleh orang lain dan dia nggak berkreasi sendiri,” sambungnya.Lain lagi dengan David NOAH. Keyboardist berkacamata itu merasa kehadiran boyband dan girlband cukup mampu mewarnai industri musik Indonesia.
Menurut David, boyband mampu mengemas sebuah koreografi sekaligus teknik bernyanyi dengan sangat rapi dan manis. Begitu juga dengan pemilihan lagu yang dilakukan dengan sangat ketat.
“Boyband itu luar biasa loh, mereka nggak hanya menyiapkan kualitas musik yang tinggi, tapi juga ada koreografer, pemilihan lagunya juga benar benar ketat. Semakin beragam musik di dunia atau Indonesia, semakin bagus juga. Nggak ada masalah sih menurut saya,” katanya.
Menengok ke porosnya ke luar negeri khususnya Korea, terbentuknya boyband memang bukan sebuah barang instan. Ada banyak proses (training) yang harus dilakukan oleh calon member bahkan tak jarang perlu beberapa tahun untuk menyelesaikan semuanya.
Pihak agensi tentu tak bodoh. Berbagai seleksi ketat dilakukan hingga seluruh member boyband maupun girlband tersebut sudah dirasa layak untuk diorbitkan. Bukan semata untuk mengejar ketenaran saja. Hal ini pula yang mungkin membuat boyband dan girlband Korea bisa terus eksis sampai saat ini.
Sekali lagi, tak ada yang benar ataupun salah dari sebuah fenomena munculnya boyband dan girlband. Bisa saja boyband memang sebuah fenomena dan warna baru di industri musik Indonesia, tapi tak menutup kemungkinan juga bila semua ini teryata hanya tren sesaat.