BABAT POST – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak bisa berbuat apa-apa mengetahui banyak warga menolak tawarannya untuk menjual lahan mereka di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan membeli lahan warga untuk membangun plaza di depan Masjid Luar Batang.
“Kalau mereka mau begitu ya silakan saja. Anda tidak mau jual (lahan), tidak mau masjidnya dirapikan, ya silakan saja, toh masjid punya umum, kami tidak bisa memaksa,” kata Ahok, di Balai Kota, Sabtu (7/5/2016).
Ahok mengatakan, prioritas revitalisasi kawasan Luar Batang adalah pembangunan sheetpile atau tiang pancang di sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa.
Pemprov DKI juga akan membangun tanggul pencegah banjir rob. Tanggul diperlukan sebab air laut kerap pasang hingga ketinggian 2,65 meter.
“Jadi menurut kajian, tanggul di Jakarta harus dinaikkan sampai 3,8 meter dari permukaan air laut, itu saja yang mau kami rapikan dulu. Jelas kami pendekatan (kepada warga) untuk merapikan tanggul,” kata Ahok.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah telah menyambangi kawasan Luar Batang. Hasilnya, warga tidak mau menjual lahan mereka.
“Mereka bilang, satu jengkal tanah enggak akan kami jual. Sementara kami punya keinginan agar lingkungan itu tertata rapi dan akses jalannya mesti diatur,” kata Saefullah, Selasa (3/5/2016) lalu.
Jika ada warga yang berminat menjual lahan mereka, Pemprov DKI Jakarta akan membayar dengan harga Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dan akan dibayar langsung tahun ini.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak ingin warga Luar Batang terkecoh dengan penggunaan istilah plaza yang akan dibangun di Masjid Luar Batang.
Menurut Basuki, plaza yang akan dibangun di Luar Batang tersebut bukan berkonsep gedung seperti mal.
“Plaza itu cuma istilah saja. Nanti kayak Lapangan Fatahilah, depannya kan lapangan terbuka tuh. Kita kasih batu-batu alam. Bahasa kita apa ya, mungkin alun-alun ya,” ujar pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Ia mengatakan, lapangan di depan Masjid Luar Batang akan dibuat kosong tanpa bangunan.
Nantinya, kata dia, para pedagang kaki lima boleh berdagang di sana setelah BPOM melakukan penataan dan pendataan.
Ahok mengatakan, konsep ini sepaket dengan program heksagonal pasar yang ada di Sunda Kelapa dan Masjid Luar Batang.
“Jadi kamu bisa bayangin ada Masjid Luar Batang begitu besar. Orang mendarat di Sunda Kelapa, naik ke alun-alun, yang begitu lebar terus ada pasar heksagonal, nelayan juga bisa jualan sambil menunggu tanggul yang kita bangun di Muara Baru,” ujar Ahok.
Selain itu, Ahok ingin bekerja sama dengan Kodam Jaya untuk membersihkan kolong Tol Tongkol.
Nantinya, bus-bus wisata akan diparkir di sana. Ahok juga mengatakan bahwa trotoar akan dilebarkan agar pejalan kaki nyaman berjalan dari Kota Tua menuju Masjid Luar Batang.
“Ini yang kita harapkan dan butuh satu kompleks sesuai dengan SK gubernur tahun 2015, tetapi ya mungkin orang kalau dengar plaza pikirannya seperti mall gitu ya,” ujar Ahok.