Jamu Villareal, Liverpool Diharusan Cetak 2 Gol

BABAT POST – Liverpool FC menghadapi tugas berat ketika menjamu Villarreal di Anfield pada leg kedua semifinal Liga Europa 2015-2016, Kamis (5/6/2016) atau Jumat dini hari WIB.

Disebut berat karena The Reds harus mencetak dua gol dan tidak boleh kebobolan agar lolos ke final. Ini karena pada laga perdana di El Madrigal, markas Villarreal, mereka tumbang 0-1.

Tak hanya itu, Liverpool juga tidak didukung oleh sejarah. Mereka cenderung menuai hasil negatif setiap kali menjamu wakil Spanyol.

Total sudah 14 kali Liverpool menerima kedatangan tim Spanyol di kompetisi Eropa. Hasilnya, klub berjulukan The Reds itu cuma mampu meraih 4 kemenangan.

Real Madrid adalah lawan terakhir yang dijumpai Liverpool. Pertemuan kedua tim terjadi di babak penyisihan Grup B Liga Champions 2014-2015.

Meski mendapat dukungan penuh dari suporter sendiri, Liverpool tak mampu berbuat apa-apa di hadapan Real Madrid. Tim yang saat itu dibesut Brendan Rodgers menyerah dengan skor telak 0-3.

Namun, bukan berarti Liverpool tak punya harapan untuk membalikkan keadaan dalam laga kontra Villarreal. Perlu diingat bahwa The Reds memiliki Juergen Klopp di bangku pelatih.

Selama menjadi pelatih, Klopp tak pernah gagal membawa timnya melewati babak 4 besar.

Total sudah 4 kali Klopp merasakan atmosfer semifinal bersama dua tim berbeda, yakni Borussia Dortmund dan Liverpool. Rinciannya adalah tiga DFB Pokal, satu Piala Liga Inggris, dan satu Liga Champions.

Hasilnya, Klopp selalu sukses membawa tim asuhannya melangkah ke final.

Manajer Juergen Klopp mengakui bahwa pasukannya harus mencurahkan segala kemampuan untuk bisa menghalau langkah Si Kapal Selam Kuning. Meskipun demikian, mantan pelatih Borussia Dortmund ini tetap optimistis bisa mewujudkan target tersebut asalkan pasukannya menunjukkan performa terbaik.

Jika melihat perjuangan Si Merah ketika menyingkirkan Dortmund pada leg kedua babak perempat final, rasanya ambisi Klopp bisa terwujud karena pasukannya bermain tak kenal lelah. Akan tetapi, rapuhnya lini belakang Liverpool menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan Villarreal. Apalagi, lawan juga memiliki catatan bagus ketika melakoni partai tandang.

Berdasarkan statistik, Villarreal cukup produktif dalam laga awal.

Dari enam pertandingan sejak fase grup hingga knock-out kompetisi kasta kedua di Eropa ini, mereka berhasil mengoleksi sembilan gol dengan enam di antaranya tercipta pada akhir paruh pertama dan awal babak kedua. Jumlah kebobolannya lebih sedikit satu biji dan sebagian besar terjadi pada paruh kedua.

Produktivitas Liverpool saat bermain di Anfield pun cukup menjanjikan. Total, Philippe Countinho dan kawan-kawan membobol gawang lawan sebanyak 11 kali dan hanya kemasukan enam gol.

Akan tetapi, 30 menit pertama menjadi momen kritis bagi Liverpool karena empat kali gawang mereka koyak. Dua gol Dortmund pada leg kedua perempat final adalah faktanya, yang membuat Liverpool sempat tertinggal 0-2. Beruntung, empat gol pada paruh kedua membuat The Reds bisa membalikkan keadaan dan secara dramatis meraih kemenangan 4-3 sehingga lolos ke semifinal.

Berkaca dari apa yang terjadi pada leg kedua babak delapan besar itu, Liverpool harus langsung fokus sejak peluit kick-off berbunyi. Jika bisa membuat clean sheet selama 45 menit pertama, bukan mustahil mimpi Klopp menjegal dominasi Spanyol pada final kompetisi Eropa musim ini bisa menjadi kenyataan, apalagi didukung fakta pasukannya sangat rajin membuat gol setelah turun minum (8 dari 11 gol di kandang tercipta setelah menit ke-40).

Namun, lagi-lagi masih ada statistik yang kurang berpihak kepada Liverpool. Stadion kebanggaan mereka tak memiliki aura seram bagi klub-klub Spanyol, karena dari 14 kali menjamu tim dari Negeri Matador itu, Liverpool hanya meraih empat kemenangan. Mungkinkah Klopp bisa mengubah catatan buruk tersebut?

Related posts