Babatpost.com – Korban pembunuhan Feby UGM juga dijuluki sebagai Albert Einsten, SMKN 1 Batam merasa bersedih karena salah satu alumninya tewas terbunuh di kampus terbesar di Jogjakarta itu. bernama Feby Kurnia Nuraini. Dia adalah mahasiswa jurusan geofisika, fakultas Matematika Ilmu Pengathuan ALAM, Universitas gajah Mada (UGM). Pihak sekolah bahkan tidak menyangkan musibah ini bakal menimba gadis mans itu.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Bidang Kesenian SMKN 1 Batam, Muhammad Hudawi, mengatakan kaget setelah diberi tahu keluarga korban sudah ditemukan tidak bernyawa lagi. Ia menuturkan, pihak sekolah juga merasa sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa Feby UGM.
Baca juga : Kronologi pembunuhan Feby Mahasiswi UGM
“Kami sangat terkejut. Sekolah merasa terpukul. Kok orang-orang pintar cepat dipanggil,” ujar Hudawi kala ditemui di ruang kerjanya, Selasa (3/5/2016).
Ia menyampaikan bahwa Feby menempuh pendidikan di SMKN 1 Batam pada tahun ajaran 2012-2013 dan lulus 2104-2015. Selama bersekolah di SMKN 1 Batam, Feby mengambil Jurusan Teknik Komputer Jaringan.
Ia mengatakan, di sekolah, Feby dikenal dengan siswa yang cerdas. Bahkan berkat kegeniusannya, Feby sampai diberi julukan “Albert Einsten SMKN 1 Batam”.
“Orangnya kutu buku, waktu banyak dihabiskan membaca dan belajar. Nongkrong lebih banyak di perpustakaan, julukannya Albert Einsten SMKN 1 Batam,” katanya.
Hudawi menuturkan, sekolah pernah mengutus Feby ke China dalam ajang pertukaran pelajar pada akhir 2014. Di kancah nasional, ia masuk delapan besar dalam ajang sains fisika terapan sebagai perwakilan dari Provinsi Kepulauan Riau.
Feby diketahui berhasil masuk UGM karena kepintarannya. “Feby masuk UGM karena dapat beasiswa di jurusan geofisika,” katanya.
Hudawi berharap polisi segera mengungkap kasusnya dan menangkap pelakunya. “Harus segera diungkap apa motifnya, jangan sampai didiamkan saja, masak kampus sebesar itu bisa kejadian seperti ini,” tuturnya.
Di tempat yang sama, guru fisika Feby yakni Masriani mengenang muridnya itu berkat kepintaran dan kebaikannya. Ia mengungkapkan tak bisa tidur setelah mendapat kejadian yang menimpa siswanya itu.
Selama membimbing Feby, ia melihat gaya belajarnya seperti autis karena semua mata pelajaran dapat dikuasai. Masriani pun tak pernah melupakan kegeniusan Feby, apalagi ia sempat diajari almarhum kala itu.
“Gaya belajar sendiri, Feby sudah tahu duluan. Semua pelajaran bisa dikuasainya, bahkan sampai menari pandai. Anaknya disiplin, pintar, lugu, lurus. Feby baik sekali tidak pernah berpikir jelek dengan orang lain,” kata Masriani dengan nada terisak.
Wali kelas Feby UGM, Sri Suryani, menyatakan sangat sedih mendapat kabar meninggalnya salah satu alumni terbaiknya itu. Ia mengenal almarhum dengan sikap yang baik, rajin, gigih, dan cerdas. Menurutnya, Feby merupakan salah satu alumni terbaik sekolah bahkan di Batam.
“Saya sangat sedih, saya sudah dekat sama dia. Saya kaget sekali. Tidak bisa tidur lagi. Rasanya tak percaya, teman-temannya telefon sambil menangis,” kata Suryani.