BABAT POST – Jia Yueting, Chairman dan CEO dari perusahaan teknologi Cina, LeEco (sebelumnya LeTv), seperti yang dilaporkan CNBC , mengatakan kepada Chinese Entrepreneurs Club pekan lalu bahwa Apple hanyalah sebuah perusahaan hardware dan software, sementara LeEco dimulai dengan Internet dan kemudian berpikir tentang produk.
“Salah satu alasan yang paling penting untuk perlambatan penjualan adalah bahwa inovasi Apple telah menjadi sangat lambat,” katanya sebagaimana dikutip CNET.
Jia berpendapat model bisnis Apple sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dimana era internet mobile lebih canggih. Selain itu, Jia juga menyindir soal iPhone SE sebagai produk berteknologi rendah.
Pekan lalu, LeEco memperkenalkan mobil tanpa awak alias self-driving car bertajuk “LeSEE”. Mobil tersebut diproyeksikan untuk bersaing dengan Tesla Model X.
Apple pun sejatinya sedang membuat self-driving car. Meski begitu, Jia enggan jika LeEco disebut mengikuti langkah Apple.
“Entitas Apple bersifat individual. Strategi bisnis itu cocok di era awal-awal internet, ketika kecepatan CPU dan jaringan internet mobile belum secepat sekarang,” kata dia, sebagaimana dilaporkan CNBC dan dihimpun KompasTekno, Selasa (3/5/2016).
“Kita sudah memasuki era internet mobile. Memiliki entitas yang terpisah artinya menghalangi pengalaman teknologi yang lebih praktis bagi pengguna,” ia menambahkan.
Peluncuran iPhone SE pun dikritik. Jia menilai ponsel mini tersebut menunjukan lambatnya inovasi Apple menghadapi tuntutan zaman yang semakin buru-buru.
“Dari perspektif industri, iPhone SE adalah produk dengan level teknologi rendah. Menurut kami harusnya Apple tak meluncurkan produk itu,” ia menuturkan.
Menurut Jia, sebagai pemimpin industri smartphone, Apple seharusnya bisa berpikir lebih canggih.
Jia mengakui kebolehan Apple sejak iPhone diluncurkan pertama kali hingga tahun-tahun berikutnya. Namun kini, konsep iPhone yang tertutup dengan aplikasinya sendiri itu dikatakan Jia sudah ketinggalan.
“Kami percaya masa depan internet mobile lebih terbuka dan berorientasi pada ekosistem,” kata dia.
LeEco sebelumnya adalah perusahaan televisi bernama LeTV. Seiring dengan meluasnya lini bisnis perusahaan, LeTV diubah menjadi LeEco dan disebut-sebut sebagai “Netflix-nya China”.
Selain layanan video on-demand, LeEco juga memproduksi smartphone, televisi, sepeda gunung, dan yang teranyar menggarap mobil listrik otomatis.