Berikut Kisah Pengidap ADHD

BABAT POST – Attention deficit hyperactivity disorder atau gangguan kurangnya perhatian atau memori. ADHD adalah suatu kondisi yang dapat dimiliki oleh anak-anak dan orang dewasa. Gejalanya termasuk ketidakmampuan untuk fokus, mudah terganggu, hiperaktif, kurang keterampilan berorganisasi, dan impulsif.

Tidak semua orang yang memiliki ADHD memiliki semua gejala ini. Gejalanya bervariasi dari orang ke orang dan cenderung berubah sejalan usia.

Read More

Orang Dewasa Juga Bisa Memiliki ADHD

Hanya dalam beberapa dekade terakhir, peneliti menyadari bahwa ADHD dapat bertahan sampai dewasa.

Para ahli mengatakan setiap orang dewasa dengan ADHD, telah memilikinya ketika masih anak-anak, juga, apakah itu terdiagnosa atau tidak. Dan kebanyakan orang dewasa dengan ADHD tidak terdiagnosa ketika dia masih anak-anak, kata Linda Walker, seorang terapis ADHD.

“Kita sebagai manusia sangat tidak empati,” kata Walker. Dia mengatakan, sulit bagi orang-orang yang tidak memiliki ADHD untuk memahami seseorang dengan ADHD.

Walker mengatakan dia belajar melalui pengalaman sejak menikah dengan Duane Gordon yang juga mengidap ADHD.

“Ketika Anda hidup dengan orang yang memiliki ADHD, Anda menyadari bahwa tidak ada satupun di Bumi yang akan membuat Anda berusaha begitu keras, namun gagal lagi dan lagi.”

Gordon didiagnosa pada awal usia 30-an, ketika mereka sedang mencari bantuan untuk putri mereka. Dia mengalami banyak kesulitan fokus di sekolah. Lalu, suami-istri Gordon mulai belajar tentang ADHD dan segera menemukan kedua putrinya memiliki kondisi yang sama seperti ayahnya.

Terry Matlen, MSW, adalah seorang terapis yang mengkhususkan diri pada orang dewasa dengan ADHD, terutama perempuan. Dia juga memiliki ADHD, diagnosa datang setelah putrinya didiagnosa ADHD. ADHD cenderung menurun dalam keluarga.

Matlen menjelaskan bagaimana rasanya memiliki gangguan ADHD.

“Rasanya seperti Anda sedang diserang di semua bidang kehidupan Anda sehari-hari – seperti suara, lampu, dan hal-hal sensorik lain yang tidak mengganggu orang lain, bisa mengganggu Anda,” Matlen adalah penulis buku Survival Tips for Women with ADHD.”

Matlen mengatakan, karena ADHD, dia sempat merasa ada sesuatu yang salah dengan harga dirinya,

“Seperti, apa yang salah dengan saya? Ada orang-orang dengan lima anak bisa memikul semua tanggung jawab mengurus keluarga. Mengapa saya tidak bisa melakukannya dengan dua anak? Apakah saya bodoh? Apakah saya tidak kompeten?”

Dia ingin orang lain dengan ADHD untuk memahami apa yang sekarang dia tahu: “Anda tidak rusak, Anda tidak perlu putus asa, Anda hanya perlu bantuan ekstra.”

Karen Thompson adalah konseptor bisnis di Atlanta yang meminta bantuan medis saat usianya 30-an.

“Orang-orang mengatakan saya seperti tidak punya filter, saya akan melompat dari satu subjek pembicaraan ke subjek lain dan saya memiliki banyak pikiran di kepala saya.”

Seorang psikiater mendiagnosanya memiliki ADHD dan memintanya mengonsumsi obat, yang membantunya tenang tetapi juga membuatnya sering mengantuk dan mual.

Jadi, dia mencoba untuk mengendalikan ADHD nya dengan cara lain, seperti bekerja dan berlatih yoga.

 

Related posts