Pelaku “Petrus” di Magelang Ternyata Adalah Seorang Residivis Kasus Penganiayaan

BABAT POST – Setelah melakukan penyelidikan intensif selama sepekan, jajaran Polres Magelang Kota mulai menemukan titik terang terkait kasus penembakan misterius (petrus) yang meresahkan warga Kota Gethuk.

Pada Jumat (29/4) dini hari sekitar pukul 02.00, polisi meringkus seseorang berinisial S, warga Magersari, lembah Gunung Tidar Kota Magelang, yang tidak lain adalah kakak pelaku penembakan. S juga mengakui bahwa adiknya tersebut adalah otak serangkaian teror penembakan selama ini.

“Namun kakak pelaku masih belum bisa memberikan keterangan banyak, karena masih dalam pengaruh narkoba,” kata Kapolres Magelang Kota, AKBP Edy Purwanto, Jumat (29/4).

Ia mengatakan, setelah mendapatkan banyak keterangan dari saksi, korban maupun barang bukti dan lainnya, maka petugas segera melakukan penyergapan di rumah tersangka. Namun, tersangka keburu kabur saat petugas tiba di rumahnya.

Berita Terkait :  KSP: Pemerintah terus lakukan penyusunan DIM RUU TPKS

“Kami hanya mendapati kakaknya beinisial S dan kebetulan saat penggeledahan yang bersangkutan sedang di bawah pengaruh sabu-sabu. Jadi ia ditangkap karena kasus narkoba,” terang Edy.

Edi juga mengungkapkan bahwa S alias P terduga pelaku penembakan misterius di Kota Magelang itu merupakan residivis kasus penganiayaan.

“Kami pernah menangani terduga pelaku karena terlibat kasus 351 (pasal penganiayaan),” kata Edi dalam keterangan pers di mapolres setempat, Jumat (29/4/2016) sore.

Menurut Edi, pelaku saat itu menjadi tersangka perkelahian antar-warga menggunakan senjata tajam hingga melukai korban. Pelaku kemudian divonis satu tahun penjara dan sudah keluar dua bulan lalu.

“Kami pastinya punya data dan foto (terduga pelaku),” sebut dia.

Berita Terkait :  Andi Lala Ketua Geng Pembunuh Satu Keluarga Di Medan Tertangkap Di Riau

Hanya, data tersebut masih terus digali sembari memburu pelaku yang melarikan diri saat hendak diringkus, Jumat dini hari.

Edi mengatakan, laki-laki berusia sekitar 30 tahun itu tinggal di Kampung Magersari, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah. Dia menyebut, daerah yang berada di kaki Gunung Tidar itu memang rawan aksi kriminalitas, seperti tawuran, pencurian, hingga penganiayaan.

Ketika ditanya apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan, Edi belum dapat memastikan hal tersebut sampai jajarannya benar-benar menangkap pelaku.

“Bagi masyarakat, kami imbau agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Anggota terus melakukan penjagaan agar situasi tetap kondusif. Kami harap, kalau masih ada korban yang belum melapor, bisa segera melapor,” tuturnya.

 

Saat penggeledahan, polisi menemukan sepucuk senapan angin, peluru angin, gotri, pedang, korek api, dan sangkur. Menurut Edy, gotri tersebut identik dengan gotri yang ditemukan di tubuh salah satu korban penembakan.

Berita Terkait :  Kasad semangati prajurit TNI yang tertembak KKB di Papua

Namun, dia belum bisa menyimpulkan motif di balik kasus tersebut. “Kami tidak akan bicara soal motif, sebelum mendapat keterangan langsung dari tersangka,” tegasnya.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Semarang dan tim Inafis Polda Jateng juga dikerahkan untuk pengungkapan kasus ini. Mereka juga sudah menggelar rekonstruksi pada Kamis (28/4) malam.

Rekosntruksi digelar di tiga tempat kejadian perkara (TKP) meliputi kios buah Jalan Ikhlas, Toko Buku Jaya Jalan Pemuda (Pecinan), dan depan salah satu bank di Jalan Tidar, Kota Magelang.

Related posts