Babatpost.com – May day, Demo Buruh siap serbu Ibu Kota Jakarta, Hari buruh Internasional yang juga dikenal dengan May day bakal segera terjadi pada tanggal 1 Mei besok. Dan sudah ada lebih dari tujuh serikat Pekerja di daerah Depok untuk merayakan hari tersebut. Para buruh ini ingin membawakan sejumlah tuntutan salah satunya adalah pencabutan PP Nomor 78.
Koordinator May day Nasional yang juga panitia dari KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Maqbullah Fauzi mengatakan, perayaan May Day sebagai wujud penghargaan terhadap kaum buruh internasional atas penindasan yang terjadi sejak dahulu.
Pihaknya juga menilai bahwa aksi berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK) sebagai wujud simbol kedaulatan atau pengakuan buruh di tanah air di mata internasional.
“Kami sepakat May day bukan perayaaan, bukan kemenangan, tetapi peringatan nilai – nilai luhur panjang para pendahulu yang tertindas. May Day diperingati disepakati dibarengi dengan kegiatan aksi serta mediasi. Kami kumpul bersama di GBK nanti bukan perayaan atau hura-hura,” ujar Maqbullah di Rumah Buruh, Jatijajar, Depok, Kamis (28/4/2016).
Menurutnya, para buruh menargetkan sejuta massa untuk meramaikan May day. Namun, estimasi massa sejauh ini yang sudah konfirmasi sebanyak 329 ribu buruh.
“Ada beberapa aksi sosial juga menjadi ruh yang sesungguhnya menjadi nilai-nilai luhur perjuangan buruh. Di GBK nanti berkumpul para massa sambil berorasi. Estimasi massa kita gaungkan sejuta umat, namun baru 329 ribu orang yang konfirmasi. Dari mana pun DKI Jakarta Bodetabek Banten Jabar Jatim NTB. Untuk Depok pasti lebih dari lima ribu orang,” katanya.
Pemerintah Kota Depok berupaya mengakomodir aspirasi buruh menjelang May day dengan mengumpulkan para buruh di Rumah Buruh bersama Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad. Anggota DPRD Depok Rezky M Noor menilai selama ini DPRD Depok mengapresiasi upaya Pemerintah Kota yang menyelesaikan segala persoalan buruh dengan bersama tripartid yakni Pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja.
Menurut anggota Komisi D itu masih banyak tuntutan buruh yang belum dapat diwujudkan maksimal hingga membuat kaum buruh sejahtera, salah satunya soal pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Buruh memang masih belum sejahtera, tetapi kami berupaya mendorong agar aspirasi buruh terus diakomodir. Dalam pelayanan BPJS kesehatan juga selalu kami kawal,” tandas Rezky.