BABAT POST – Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya dinilai sudah mengkhawatirkan. Kekhawatiran makin menjadi jika sumber daya manusia itu tidak dibekali dengan kompetensi untuk bersaing secara global.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menjelaskan, laju pertumbuhan manusia Indonesia saat ini mencapai 1,49 persen tiap tahun dari jumlah penduduk Indonesia. Rasio pertumbuhan itu akan ditekan minimal sampai ke angka 1,1 persen.
Tingganya angka tersebut tidak lepas dari angka ibu melahirkan.
Surya menuturkan, laju pertumbuhan manusia di Indonesia paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Kepulauan Riau. Salah satu penyebab tidak terlaksananya program keluarga dengan dua anak di daerah-daerah itu adalah masalah pendidikan.
Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka ibu melahirkan masih 2,6 persen.
Artinya, rata-rata setiap ibu di Indonesia melahirkan tiga anak. Hal itu masih belum sesuai dengan program yang dicanangkan BKKBN. Setiap ibu melahirkan maksimal dua anak.
Terkait hal itu, Direktur Advokasi dan KIE BKKBN Yunus Patriawan Noya mengatakan, kondisi seperti itu sudah berlangsung selama 15 tahun. Meski begitu, pihaknya mengaku masih kesulitan untuk mengubahnya.
“Kalau ditanya, sebenarnya keinginannya punya anak dua,” katanya saat menghadiri pencanangan Kampung KB di Desa Tambakan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (26/4/2016).
Yunus mengatakan, kesulitan yang dihadapi karena program dua anak cukup itu terkait dengan sikap yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Dengan begitu, perubahan tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus.
“Perubahan sikap itu sistem nilai. Tidak boleh sekarang ngomong, besok diterima,” jelasnya.
Menurut dia, butuh waktu yang tidak sedikit untuk menerapkan program tersebut secara keseluruhan. Bahkan butuh waktu hingga 25 tahun untuk merubah mindset masyarakat yang masih memiliki anak lebih dari dua.
“Mengubah sebuah sistem nilai itu kalau di antropologi butuh waktu minimal 25 tahun untuk proses adopsinya berjalan betul,” paparnya.
Pihaknya mengaku sudah menyusun program untuk mengurangi angka ibu melahirkan itu. Salah satunya adalah pencanangan satu kota/kabupaten satu kampung KB. Tidak hanya itu, kampanye program KB dua anak cukup harus terus dilakukan. Hal itu menanamkan mindset di masyarakat bahwa memiliki dua anak sudah cukup.
“Kita harus bersabar dan kampanye terus-menerus,” ucapnya.