Warganya di bantai Abu Sayyaf, PM Kanada sampaikan ungkapan marahnya berikut ini

Babatpost.com – Warganya di bantai Abu Sayyaf, PM Kanada sampaikan ungkapan marahnya berikut ini, Warga Kanada yang memiliki nasib hampir serupa dengan apa yang terjadi dengan warga Indonesia di Filipina yaitu menjadi korban penculikan Kelompok teroris Abu Sayyaf. Namun apa yang terjadi dengan warga Kanada ini lebih parah. Salah satu dari mereka telah dibunuh oleh kelompok Abu Sayyaf ini. Menurut PM Kanada Justin Trudeau hal tersebut merupakan pembunuhan berdarah dingin.

John Ridsdel, seorang mantan pegawai perusahaan pertambangan diculik oleh Kelompok Abu Sayyaf pada 21 September 2015 lalu. Dia bersama dengan seorang warga Kanada lainnya Robert Hall, manajer resor asal Norwegia Kjartan Sekkingstad, dan warga Filipina Marites Flo diculik dari kapal pesiar yang mereka tumpangi di Pulau Samal, Filipina.

Read More

Baca juga : berikut cerita kopassus yang berhasil membebaskan sandera Abu Sayyaf

Kepala pria berusia 68 tahun itu ditemukan oleh tentara Filipina di sebuah pulau terpencil lima jam setelah batas waktu tuntutan tebusan yang diajukan para militan tidak dipenuhi.

“Saya sangat marah mendengar berita bahwa seorang warga Kanada, John Ridsdel, yang disandera di Filipina sejak 21 September 2015, telah dibunuh oleh penyanderanya,” kata Trudeau sebagaimana dilansir dari Rappler, Selasa, (26/4/2016).

“Kanada sangat jelas mengutuk kebrutalan dari para pelaku penyanderaan dan kematian yang tidak perlu terjadi ini. Ini adalah sebuah pembunuhan yang dilakukan dengan darah dingin dan tanggung jawab sepenuhnya berada pada kelompok teroris yang menjadikannya sandera.”

Trudeau menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai apakah Pemerintah Kanada telah mencoba melakukan negosiasi dengan para penyandera atau membayar tebusan dan apakah mereka berusaha untuk membebaskan seorang warga Kanada lainnya, Robert Hall yang masih ditawan.

Sebelumnya, Kelompok Abu Sayyaf menuntut tebusan sebesar 300 juta Peso atau sekira Rp84 miliar untuk nyawa Ridsdel yang harus dipenuhi sebelum 25 April. Namun, tuntutan itu tidak dipenuhi.

Trudeau mengatakan negaranya bekerjasama dengan Pemerintah Filipina untuk mengejar dan menghukum pembunuh Ridsdel dan tengah berupaya untuk membebaskan sandera-sandera lainnya.

Related posts