Seluruh Karya Penelitian Pelajar Indonesia Berhasil Raih Penghargaan di Ajang International Conference of Young Scientists (ICYS) 2016

BABAT POST – Prestasi anak bangsa kembali diakui oleh dunia intenasional. Hal ini dibuktikan dengan kreativitas penelitian pelajar Indonesia yang mampu menarik perhatian dewan juri di ajang International Conference of Young Scientists (ICYS) 2016 di Romania pekan lalu. Seluruh karya penelitian siswa-siswi Indonesia berhasil meraih penghargaan.

Para pelajar yang tergabung dalam Tim Indonesia untuk ICYS 2016, yang ke-23 dan berlangsung di Cluj-Napoca, Romania, 16-22 April 2016, berhasil meraih 1 medali emas, 1 medali perak, 4 medali perunggu, dan 1 penghargaan khusus. Lomba penelitian itu diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari 28 negara dari 3 benua yaitu Eropa, Asia, dan Amerika.

Direktur ICYS Monika Raharti di Jakarta, Sabtu (23/4/2016), menjelaskan medali emas diraih oleh Wilbert Osmond, (SMA Chandra Kusuma, Medan), dalam bidang Computer Science. Dia mengetengahkan enkripsi data dengan menggunakanchaos theorydengan judul penelitian “Chaotic Boolean Networks (CBN-01) Encryption”.

Berita Terkait :  Kepala BPIP: Peserta Diklatpimnas II Kemenag harus perkuat Pancasila

Medali perak diraih oleh Luh Ayu Nanamy Khrinashanti Eva Susila, (SMAN 4 Denpasar), dalam bidang Environmental Science. Nanamy mengolah sampah biji salak dan sampah nanas dengan menjadi minuman kopi dengan judul penelitian “Salacca Coffee from Snake Fruit Seed Waste with Pineapple Skin and Papaya Latex”.

Sebanyak empat medali perunggu dipersembahkan oleh Patricia Tiara, SMA St. Aloysius 1 Bandung, dalam bidang Engineering dengan judul penelitian “Nono Box (Long Distance Suction Fan Using Tornado Principle)”. Isabela Pu Dwi Andini dari SMA Trinitas, Bandung, dalam bidang Computer Science dengan judul penelitian “OCa Application to Reduce Weight”.

Adapun Tania Suradja dari SMA St. Laurentia, Tangerang, meraih medali dari bidang Life Science dengan judul penelitian “The Effect of Tridax procumbens Extract on Bacteria Found on Feet”. Sementara itu, Kadek Adindya Pradnya Putri dari SMAN 1 Denpasar berpasangan dengan Putu Agastria Satyana dari Universitas Udayana dalam bidang Life Science dengan judul penelitian “Insects Potential as an Antibiotics”.

Berita Terkait :  Menko Polhukam: Stabilitas PON dan Peparnas bukti Papua aman dan damai

Penghargaan khusus diraih oleh Mas Daffa Muhamad dari (SMA Lazuardi GIS Depok) dalam bidang Matematika dengan judul penelitian “Solution to Travelling Salesman Problem (TSP) for Logistics Distribution in PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Regional Depok Using the Application of Linear Programming and Solver Program”.

Tim Indonesia didampingi oleh tiga orang team leader yaitu Monika Raharti dari Center for Young Scientists Indonesia, Janto V. Sulungbudi dari Universitas Katolik Parahyangan, serta Syailendra Harahap dari Center for Innovative Learning.

Prestasi anak bangsa

Lomba penelitian International Conference of Young Scientists berlangsung sejak 1994 secara bergantian di negara-negara Eropa dan Indonesia. Tahun ini pelaksanaan ICYS ke-23 berlangsung di kota Cluj Napoca, Romania, dan dibuka oleh walikota setempat.

Berita Terkait :  Presiden salat Jumat di Masjid Agung Baiturrahman Ngawi

Keberangkatan Tim Indonesia dilepas oleh Direktur Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan diterima oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Romania di Bucharest. Monika mengatakan penghargaan yang diraih Tim Indonesia akan dilaporkan kepada Mendikbud sebagai prestasi anak bangsa dalam bidang sains dan teknologi.

Center for Young Scientists setiap tahun menyelenggarakan lomba penelitian di 10 wilayah di Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi setempat, yang berlanjut ke jenjang lebih tinggi, yaitu Lomba Penelitia Belia Nasional.

Lomba ini untuk menyaring peneliti belia terbaik yang diberangkatkan ke ICYS setelah mengikuti pembinaan selama 4 bulan bersama peneliti, dosen dan pakar dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Fe Institut, dan Center for Innovative Learning.

Related posts