Surat Kartini Sang Perintis dan Susi Pudjiastuti

BABAT POST – Perjuangan Raden Ajeng Kartini agar perempuan bisa mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki tidak mudah. Hal ini pun dipahami oleh Kartini semasa hidup.

Hal ini terungkap dalam surat Kartini kepada Rosa Abendanon-Mandri, tanggal 7 Oktober 1900. Rosa Abendanon merupakan istri dari Jacques Henrij Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Pemerintah Hindia Belanda, yang mendekati Kartini demi Politik Etis yang dijalaninya.

Kartini menyadari bahwa jalan yang ditempuhnya agar perempuan dapat menentukan sendiri masa depannya itu tidak mudah, saat berbincang dengan ibu kandungnya.

“Belum selang lama ini saya dan Ibu bercakap-cakap ihwal perempuan. Lalu saya nyatakan sekian kalinya lagi, bahwa saya hendak lepas. Berusaha sendiri, melayang bebas bagai burung di langit,” tulis Kartini, seperti dikutip dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1938) yang diterjemahkan Armijn Pane.

Ketika itu, perempuan Jawa, terutama bangsawan seperti Kartini, memang hidup serba dalam keterbatasan. Di usia 12 tahun, Kartini harus menjalani masa pingitan, tidak boleh keluar rumah hingga ada yang melamarnya menjadi seorang istri.

Saat Kartini menyatakan bahwa dia ingin agar perempuan bebas menentukan nasibnya, sang ibu berusaha menjelaskan bahwa impian itu sulit terwujud.

“Kata Ibu, ‘Tetapi belum ada orang kita yang berbuat begitu…’,” tulis Kartini.

Ibunya kembali menjelaskan, “Tetapi tahukah engkau, segala usaha memulai itu sukar adanya? Segala orang yang merintis, mulai mencari jalan, nasibnya tentu susah? Tahukah engkau, celaan, kecewa berturut-turut, sindiran, akan datang nanti menimpamu…?”

Kartini pun memahami bahwa perjuangannya sulit. Jalan yang ditempuh pun tidak mudah.

“Saya tahu, jalan yang hendak saya tempuh itu sukar, banyak duri dan onaknya dan lubang-lubangnya. Jalan itu berbatu-batu, berlekak-lekuk, licin. Jalan itu… belum dirintis.”

Meski begitu, Kartini rela menempuh jalan itu, meskipun dia belum tentu bisa sampai ke ujung jalan.

“Meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia. Karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan mandiri.”

Dalam memperingati Hari Kartini, Kompas.com meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk membacakan kutipan surat Kartini tersebut.

Susi Pudjiastuti selama ini memang dikenal sebagai perempuan tangguh yang ikut merintis jalan untuk membuka jalur perhubungan di wilayah pelosok dengan maskapai Susi Air yang dikembangkannya.

Selain itu, Susi Pudjiastuti pun menjadi ujung tombak dalam merintis jalan Indonesia menuju Poros Maritim Dunia, seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Simak penampilan Susi membacakan surat Kartini itu dalam video di halaman khusus Visual Interaktif Kompas (VIK) edisi “Menjaga Api Kartini” di tautan ini:

 

Related posts