Setelah 14 Bulan Keliling Dunia, Solar Impulse Mendarat di Moffett, California

BABAT POST – Pesawat bertenaga surya, Solar Impulse, berhasil menyelesaikan penerbangan melintasi Samudera Pasifik selama tiga hari dari Hawaii ke California, Amerika Serikat.
Penerbangan itu adalah tahap kesembilan misinya berkeliling dunia.
Solar Impulse melesat di atas Jembatan Golden Gate di San Francisco ketika bersiap mendarat di lapangan terbang Moffett, Mountain View, Silicon Valley, California, Sabtu (23/4/2016) waktu setempat.
Dengan demikian, Solar Impulse menghabiskan tiga hari sejak lepas landas dari Hawaii.
“Saya melintasi jembatan. Saya resmi berada di Amerika,” kata pilot Bertrand Piccard tatkala mengarahkan Solar Impulse di Teluk San Francisco.
Pesawat Solar Impulse memulai perjalanan keliling dunia dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Maret 2015 lalu.
Dari Abu Dhabi, pesawat telah menempuh sembilan tahap, termasuk perjalanan dari Hawaii ke California.
Kendala terbesar terjadi ketika Solar Impulse mencapai Hawaii dari Jepang, Juli 2015 lalu. Dalam penerbangan hampir lima hari itu baterai pesawat rusak dan harus diperbaiki selama delapan bulan.
Solar Impulse benar-benar mengandalkan panel surya, yang terletak pada bagian atas pesawat, sebagai tenaga.
Pada siang hari, panel surya itu akan mengisi empat baterai lithium-ion untuk digunakan saat pesawat terbang malam hingga pagi.
Karena kokpit Solar Impulse hanya berkapasitas satu orang, ada dua pilot yang menerbangkannya secara bergantian setiap tahap.
Setelah Piccard merampungkan tahap Hawaii-California, maka giliran Andre Borschberg yang membawa Solar Impulse melintasi daratan AS ke New York.
Baik Piccard maupun Borschberg berniat mencapai New York pada awal Juni tahun ini sehingga bisa bersiap melintasi Samudera Atlantik ke Eropa selatan atau Afrika utara.
Dari sana, mereka berharap bisa mencapai garis finis di Abu Dhabi lagi.
Kondisi fisik
Dengan rentang sayap selebar 72 meter dan bobot 2,3 ton, Solar Impulse mampu melaju 70 kilometer per jam.
Karena kecepatan sangat terbatas, penerbangan dalam satu tahap bisa memakan waktu beberapa hari.
Oleh sebab itu, Piccard dan Borschberg harus terus berjaga saat mengudara. Meski demikian, mereka diperbolehkan ‘tidur-tidur ayam’ selama 20 menit.
Mereka juga harus memastikan fisik dalam kondisi prima karena ruang kokpit sebesar 3,8 meter kubik, kira-kira sebesar kotak telepon umum.
Namun, Borschberg mengatakan hal itu tidak sebanding dengan pengalaman yang dia rasakan.
“Pesawat eksperimen adalah ciptaan yang hidup. Setiap penerbangan mendatangkan pembelajaran baru yang bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas, keandalan, dan performa pesawat,” ujarnya.
Perjalanan sejauh ini:
• Tahap 1: 9 Maret 2015. Abu Dhabi (UEA) ke Muskat (Oman) – 441 km dalam 13 jam 1 menit
• Tahap 2: 10 Maret 2015. Muskat (Oman) ke Ahmedabad (India) – 1.468 km dalam 15 jam 20 menit
• Tahap 3: 18 Maret 2015. Ahmedabad (India) ke Varanasi (India) – 1.215 km dalam 13 jam 15 menit
• Tahap 4: 19 Maret 2015. Varanasi (India) ke Mandalay (Myanmar) – 1.398 km dalam 13 jam 29 menit
• Tahap 5: 29 Maret 2015. Mandalay (Myanmar) ke Chongqing (Cina) – 1.459 km dalam 20 jam 29 menit
• Tahap 6: 21 April 2015. Chongqing (Cina) ke Nanjing (Cina) – 1.241 km dalam 17 jam 22 menit
• Tahap 7: 30 Mei 2015. Nanjing (Cina) ke Nagoya (Jepang) – 2.942 km dalam 1 hari 20 jam 9 menit
• Tahap 8: 28 Juni 2015. Nagoya (Jepang) ke Kalaeloa, Hawaii (AS) – 8.924 km dalam 4 hari 21 jam 52 menit
• Tahap 9: 21 April 2016. Kalaeloa, Hawaii (AS) ke Mountain View, California (AS) – 4.200km.

Berita Terkait :  Arab Saudi Serukan Pengehentian Serangan Mematikan di Aleppo

Related posts