BABAT POST – Para arkeolog kembali menemukan sisa-sisa mumi perempuan dari kalangan bangsawan, yang hidup lebih dari 4.500 tahun silam.
Mayatnya dikuburkan di dekat salah satu kota tertua di Amerika, tepatnya di Peru, Amerika Selatan, seperti dirilis The Guardian, Sabtu (23/4/2016).
Ruth Shady Solis, salah satu arkeolog yang terlibat, mengatakan, mumi itu seorang wanita dan mungkin dari kalangan bangsawan. Da diperkirakan meninggal di usia antara 40 sampai 50 tahun.
Solis mengatakan, perempuan itu dikuburkan di reruntuhan daerah pesisir Aspero. Daerah ini berjarak 14 mil atau sekitar 22,5 km dari Caral, kota yang memiliki beberapa piramida kuno.
Kedua situs itu berada sekitar tiga jam perjalanan dari di utara Lima, ibu kota modern Peru.
Menurut Solis, mumi perempuan itu dikuburkan bersama benda-benda ukiran monyet dan burung.
Pada era 4.500 tahun lalu tampaknya ada hubungan perdagangan antara kota pesisir Aspero dan kota pedalaman yang lebih besar, Caral.
Solis menyimpulkan status sosial wanita seorang bangsawan dilihat dari nilai dan asal-usul beragam obyek yang dikuburkan bersamanya, termasuk kerang, diukir burung dan desain monyet hutan.
Menurut tim arkeolgi Solis, mumi itu berasal dari zaman 2.500 tahun sebelum Masehi. Waktu yang sama dari orang-orang di daerah itu mulai membangun piramida.
“Di pemukiman peradaban Caral,” kata Solis, “pengorbanan manusia tidak dilakukan secara teratur. Mereka sangat jarang (melakukannya).”
Solis juga mengatakan kepada kantor berita Andina, Peru, bahwa benda yang dikuburkan bersama perempuan itu menunjukkan “kesetaraan gender.
Hal itu menjadi contoh yang menunjukkan bawah baik perempuan dan laki-laki sama-sama memegang peran kepemimpinan dan mencapai status sosial yang tinggi.
“Tempat di mana dia dikuburkan dan bentuk pemakaman menunjukkan status sosial yang tinggi bahwa orang ini hidup sekitar 4.500 tahun yang lalu,” kata Solis.
Mumi perempuan itu mengenakan kalung dari kerang, liontin Spondylus, dan empat “tupus”, atau bros tulang yang diukir dengan desain burung dan monyet.
Solis juga berpendapat, musik adalah bagian penting dari kehidupan di kota-kota kuno.
Ia merujuk pada penembuan empat seruling tulang dalam penggalian di Supe Puerto dan 32 seruling di Caral.