NU Gelar Pertemuan Tokoh-Tokoh Islam Moderat Dunia di Jakarta

BABAT POST – 9 Mei 2016, Nahdlatul Ulama (NU) berencana akan menggelar pertemuan tokoh- tokoh Islam moderat di dunia di Jakarta guna membahas peradaban Islam yang toleran.

Hal itu disampaikan oleh Ketua PBNU Syaifullah Yusuf, yang arab disapa Gus Ipul, saat menghadiri pembukaan Konferensi Cabang NU Kabupaten Pasuruan, Sabtu (23/4/2016).

Wakil Gubernur Jawa Timur itu mengatakan, pertemuan bertajuk “International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil)” itu akan dihadiri tokoh Islam moderat dari 40 negara.

“NU akan melakukan pertemuan internasional dengan yang mengundang tokoh-tokoh Islam moderat dari 40 negara,” katanya.

Berita Terkait :  Akbar Faizal Menyebut Seharusnya Ketua BPK Harus Memberikan Contoh yang Baik

Gus Ipul menjelaskan, pertemuan tokoh Islam internasional itu merupakan tindak lanjut dari Muktamar NU ke-33 di Jombang, tahun lalu, yakni menjadikan Islam Nusantara sebagai inspirasi dunia.

“Selama ini Islam kan Timur Tengah. Selama ini Timur Tengah gegeran terus. Kita ingin membangun peradaban ini dengan membangun Islam Nusantara sebagai inspirasi,” jelasnya.

Ia mencontohkan Islam di Suriah. Menurutnya, ulama di negara tersebut cukup banyak, namun tidak disertai dengan cinta tanah air. Sehingga Islam yang ada menjadi radikal.

“Di Suriah tidak kurang orang alim. Tapi disana tidak plus cinta tanah air. Lagu hubbul waton minal iman tidak ada disana,” ungkapnya.

Berita Terkait :  Setya Novanto Kecelakaan, Polisi Olah TKP Lokasi Tabrakan

Pihaknya mengaku miris melihat aksi pembunuhan di Suriah yang telah mencapai sekitar 300.000 orang dalam lima tahun perang saudara. Jutaan orang mengungsi ke negara lain.

“Mereka hijrah dari negara Islam ke negara lain yang bisa jadi tidak ada kaitanya dengan Islam,” ungkapnya.

Oleh karenanya pihaknya menganggap bahwa cinta tanah air merupakan sebuah kewajiban.

“Aqidah nomor satu, nomor dua cinta tanah air. Tidak ada gunanya kita punya aqidah tapi tidak punya cinta tanah air,” tega Gus Ipul.

Hal yang sama juga diungkapkan Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin. Menurutnya, faham radikalisme menjadi masalah yang harus diselesaikan.

Berita Terkait :  Herawati Diah Wartawan dan juga tokoh pers itu meninggal dunia

“Dunia ini ada ketakutan dengan Islam radikal. Orang-orang ini (radikal) tidak takut mati, malah minta-minta (supaya mati). Nah ini sulit dilawan,” jelasnya.

Untuk mengatasi radikalisme itu, kata Ma’ruf, iala Islam moderat.

Saat ini sudah banyak Islam di Eropa yang ingin merubah Islamnya menjadi Islam ahlussunnah wal jamaah annahdliyah atau Islam yang dimiliki NU.

“Isu Islam Nusantara sebagai bungkus menarik perhatian dunia. Sehingga mereka ingin merubah menjadi Islam ahlussunnah wal jamaah annahdliyah,” jelasnya.

Related posts