BABAT POST – Kepolisian Turki, kini sedang gencar-gencarnya melancarkan operasi untuk menahan puluhan orang yang dianggap sebagai para pendukung ulama Fethullah Gulen, sekutu Presiden Tayyip Erdogan yang kini menjadi musuhnya.
Langkah yang dilakukan Erdogan ini difokuskan pada orang-orang yang diduga sebagai jaringan Gullen di kepolisian, kehakiman, media, dan sebuah bank yang didirikan para pengikut Gullen yang kini bermukim di Amerika Serikat. Erdogan menuding Gulen mencoba menggulingkan kekuasaannya. Tuduhan ini telah dibantah oleh ulama ternama Turki tersebut.
Operasi kepolisian kemarin difokuskan di Kota Konya, namun menyebar ke lebih dari 10 provinsi. Demikian diberitakan kantor berita Dogan seperti dilansir kantor berita Reuters. Disebutkan Dogan, 20 orang termasuk seorang mantan kepala kepolisian provinsi ditangkap dalam operasi ini.
Mereka yang ditahan itu dituduh memberi bantuan keuangan untuk organisasi teror yang dipimpin Gulen yang dituduh Pemerintah Turki mencoba menggulingkan Erdogan.
Kantor berita Anatolia mengatakan, ke-105 orang yang ditahan ini adalah bagian dari 140 orang yang harus ditahan sesuai dengan surat perintah kejaksaan Turki.
Anatolia menambahkan, sebagian besar orang itu ditahan di Istanbul dalam sebuah operasi yang melibatkan tak kurang dari 800 orang polisi.
Sebanyak lebih dari 40 orang yang ditahan itu adalah pegawai Bank Asya, sebuah institusi keuangan yang diyakini terkait dengan Gulen dan sudah di bawah kendali pemerintah sejak tahun lalu.
Sementara itu, 45 orang lainnya yang ditahan hanya disebut sebagai para pengusaha.
Di antara para pebisnis yang ditahan, terdapat dua anggota direksi perusahaan konstruksi ternama Turki, Dumankaya Insaat. Masih menurut Anatolia.
Para tersangka itu kini ditahan di departemen kejahatan finansial Kepolisian Istanbul untuk menjalani pemeriksaan.
Ankara menuduh Gulen mengelola apa yang disebut sebagai Organisasi Teror Fethullahaci/Struktur Negara Paralel (FetO/PDY) yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah.
Para pendukung Gulen menganggap tuduhan pemerintah itu mengada-ada dan menegaskan Gulen hanya memimpin sebuah kelompok informal yang disebut Hizmet atau pelayanan.
Fethullah Gulen tinggal di Amerika Serikat sejak 1999 untuk menghindari dakwaan dari Pemerintah Turki sebelum rezim Erdogan.
Gullen dan Erdogan dulunya adalah sekutu, tetapi persekutuan itu hancur setelah Erdogan menuding Gulen terlibat dalam skandal korupsi yang terkuak pada saat Erdogan masih menjabat perdana menteri.