Cara Pengamatan Alergi Secara Dini Pada Anak

BABAT POST – Alergi sejatinya adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang dihirup, disuntikkan, tertelan, atau bahkan tersentuh. Alergi pada bayi adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami bayi.

Meski umum diderita oleh bayi, namun menentukan apa penyebab alergi pada bayi tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Faktor genetik sering memainkan peran penting dalam terjadinya alergi pada bayi, namun faktor lain tidak kalah penting. Faktor lain yang sering menjadi penyebab terjadinya alergi pada bayi adalah makanan dan lingkungan. Alergi karena lingkungan sendiri lebih jarang ditemui dibandingkan alergi yang disebabkan oleh makanan.

Beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi antara lain kacang, susu, telur, kerang, dan ikan. Sementara itu, alergi yang disebabkan oleh lingkungan, biasa terjadi saat anak menginjak usia 18 bulan. Pada usia itu, balita bisa menunjukkan alergi terhadap benda-benda yang ada di dalam maupun di luar ruangan. Beberapa hal yang menjadi penyebab alergi pada bayi adalah serbuk sari, debu tungau, bulu hewan, jamur, dan kecoak.

Berita Terkait :  Cara Mudah Hindari Emotional Eating

Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati. Termasuk terkait penanganan alergi pada buah hatinya. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang belum memahami cara mengenali gejala alergi atau sudah tahu tapi mencoba-coba mengambil solusi sendiri.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Departemen IKK FK UI DR. Dr. Herqutanto dalam acara “Tanggap Alergi Day” pada Minggu (17/4/2016) di Jakarta.

Padahal jika alergi tidak dicegah maupun ditangani dengan tepat bisa menimbulkan aneka kerugian. Oleh karena itu dokter Herqutanto menyarankan bagi orangtua untuk melakukan pengamatan alergi sedini mungkin.

Berita Terkait :  Berikut adalah manfaat Yoghurt bagi kesehatan kita

“Alergi memiliki dampak lebih dari sekadar gangguan atau gejala pada pernafasan, kulit, atau pencernaan. Alergi memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan di kemudian hari, seperti timbulnya asma dan rhinitis serta meningkatnya risiko penyakit degeneratif, dan juga dampak sosial seperti harus sering ke dokter, meningkatnya pengeluaran untuk kesehatan, berkurangnya produktivitas orang tua, prestasi belajar anak yang menurun karena sering sakit, dan dampak sosial lainnya,” tutur Herqutanto.

Peduli terhadap masalah alergi pada anak, Sarihusada mengingatkan orangtua bisa tentang pentingnya melakukan 3 K sebagai bentuk tanggap alergi, yakni kenali, konsultasikan, dan kendalikan seperti diungkap Presiden Direktur Sarihusada, Olivier Pierredon.

Berita Terkait :  Inilah Alasan Mengapa Pemakaian Antibiotik harus mulai Dikurangi

Kenali adalah mengenal dengan benar apa itu alergi, faktor risiko, penyebab atau faktor pencetus, serta apa saja gejala alergi. Lalu Konsultasikan yakni melakukan konsultasi kepada dokter begitu risiko diketahui atau terdapat kejadian yang menyerupai gejala alergi.

Hal ini adalah untuk memperoleh saran pencegahan, jika masih berupa bakat atau atopik, maupun pengobatan, jika alergi sudah terjadi.

Jangan lupa ‘Kendalikan’ alergi. Ini merupakan tindakan pencegahan maupun pengobatan sesuai saran dokter, seperti mengendalikan penyebab alergi dan memberikan nutrisi yang tepat.

Related posts