Kunjungan Paus Fransiskus Ke Pengungsi Di Yunani

BABAT POST – Paus Fransiskus mengunjungi Pulau Lesbos, Yunani yang menampung ribuan orang pengungsi dari Timur Tengah.

Dalam kunjungannya itu, Paus menyebut krisis pengungsi ini sebagai “bencana kemanusiaan terbesar sejak Perang Dunia II”.

“Pelayaran kali ini ditandai dengan kesedihan. Kami akan menjadi saksi bencana kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia Kedua. Kami akan menyaksikan banyak orang menderita, mereka yang lari dan tidak tahu kemana mau pergi. Dan kami juga akan ke tempat makam, laut. Dengan begitu banyak manusia tidak akan pernah tiba,” kata Paus kepada para jurnalis seperti dikutip dari BBC.

Kamp Moria menampung 3.000 orang, melebihi kapasitas. Mereka tengah berusaha menyeberang ke utara Eropa, namun mereka terjebak di Lesbos setelah Uni Eropa dan Turki pada Maret lalu menyepakati upaya mengakhiri gelombang imigran ke Eropa. Bahkan para imigran itu pun terancam dideportasi ke Turki.

Berita Terkait :  Kerja Sama Indonesia Dan Prancis Siap Atasi Terorisme Dan Pembebasan Palestina

Vatikan dalam pernyataan resminya menjelaskan, Paus berkunjung ke kamp pengungsi di Yunani murni untuk alasan kemanusiaan dan agama.Vatikan meminta agar kunjungan Paus tidak dilihat sebagai bentuk kritik atas deportasi para pengungsi.

Sebelumnya, pejabat Vatikan yang menangani isu imigran, Kardinal Antonio Maria veglio, mengatakan rencana Uni Eropa – Turki memperlakukan para imigran seperti barang dagangan dan gagal untuk mengakui harkat martabat pengungsi sebagai manusia.

Saat Paus tiba di kamp Moria, para pengungsi berbaris menyaksikan kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia ini. Beberapa pengungsi membawa spanduk berisi permintaan bantuan. Paus kemudian bertemu beberapa kelompok anak laki-laki yang melakukanperjalanan berbahaya sendirian.

Seorang perempuan tampak berlutut. lalu, seorang anak perempuan memberikan beberapa karya seninya kepada Paus. “Bravo, bravo,” kata Paus. Ia kemudian berbicara kepada stafnya: “Jangan dilipat. Saya mau meletakkannya di atas meja saya.”

Berita Terkait :  Ini Bahayanya Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Di kamp Moria, Paus menyempatkan hening selama satu menit untuk mengenang mereka yang tewas saat menyeberangi laut berbahaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Bahkan, menurut televisi Yunani, ERT, Paus meminta membawa 10 pengungsi bersamanya kembali ke Italia. Namun, juru bicara Vatikan, Federico Lombardi tidak memberikan tanggapan.

Saat Paus menginjakkan kaki di bandara Lesbos Mytilene untuk memulai kunjungannya, Paus disambut Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, Kepala spiritual gereka Kristen Ortodoks Dunia Uskup Bartholomew dan Uskup Athena Leronimos II.

Paus juga dijadwalkan berkunjung ke Laut Tengah untuk menghormati ratusan orang pengungsi yang tewas tenggelam saat mencoba menyeberang dari Timur Tengah atau Afria Utara menuju ke Eropa.

Berita Terkait :  Bentrokan Dengan Tentara Israel, Satu Warga Palestina Tewas

“Kita akan mengunjungi pemakaman, lautan. Banyak orang meninggal dunia di sana, merekalah yang selalu ada di hati saya,” tambah Paus.

Berdasakan stasiun televisi Yunani, Paus bersedia membawa 10 orang pengungsi ke Italia bersama dia. Mereka terdiri atas delapan orang Suriah dan dua orang Afganistan.

Namun, sejauh ini Vatikan belum berkomentar soal langkah Paus yang akan membawa para pengungsi.

Italia memiliki lokasi penampungan pengungsi di Pulau Lampedusa, tempat ratusan orang pengungsi yang menyeberangi Laut Tengah ditampung.

Pada 2013, Paus juga mengunjungi para pengungsi yang ditampung di Pulau Lampedusa dan mengkritik dunia internasional yang memiliki pandangan berbeda untuk menyelesaikan krisis pengungsi ini.

Lebih dari satu juta pengungsi memasuki wilayah Uni Eropa tahun lalu dan separuhnya mendarat di Pulau Lesbos, Yunani.

Related posts