BABAT POST – Warga Kabupaten Bandung saat ini tengah waswas. Cuaca siang ini yang sudah mendung membuat mereka khawatir, guyuran hujan akan kembali memperparah ketinggian genangan air yang menggenangi permukiman mereka. Beberapa akses jalan terputus akibat banjir.
Menurut Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung Dadang Wahidin, hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir telah mengakibatkan Sungai Citarum kembali meluap. Puncaknya dini hari tadi, ketinggian air di permukiman Dayeuhkolot dan Baleendah mencapai 2,1 meter.
“Tadi pagi jam 9 sudah menurun sekitar 10 centimeter. Namun cuaca di hulu sungai Citarum saat ini sudah mendung, kayanya sebentar lagi hujan. Kemungkinan ketinggian air akan kembali naik,” ujar Dadang.
Hingga siang ini, lanjut dia, sejumlah akses jalan menuju Bandung Selatan terputus, di antaranya Dayeuhkolot-Banjaran, Dayeuhkolot-Baleendah, dan Dayeuhkolot-Kota Bandung. “Satu-satunya jalan alternatif melalui Bojongsoang,” katanya.
Kemacetan terjadi karena Jalan Anggadireja menuju Dayeuhkolot tidak bisa dilalui kendaraan akibat tergenang air luapan Sungai Citarum. Alhasil semua kendaraan baik roda dua maupun roda empat menggunakan akses Jalan Bojongsoang yang tidak terendam banjir.
Warga pun harus bersabar antre hingga berjam-jam di sepanjang Jalan Bojongsoang. Kemacetan parah terjadi pada Selasa sore hingga malam hari. Bahkan petugas kepolisian sempat menutup akses menuju Jalan Terusan Buah Batu di perempatan Soekarno-Hatta Buah Batu pada Selasa malam.
Salah seorang warga Baleendah Indri menuturkan, dia terjebak kemacetan hingga 3 jam di jalan Bojongsoang. Padahal Indri mengendarai sepeda motor dengan harapan tidak terlalu terkena dampak kemacetan.
Kemacetan tak hanya terjadi di Bojongsoang dan terusan Buah Batu, akses antara Kabupatan Bandung-Kota Bandung di Terusan Cibaduyut-Rancamanyar juga mengalami kemacetan parah. Warga Rancamanyar Yati menuturkan, dari perempatan Cibaduyut (patung sepatu) hingga Rancamanyar harus ditempuh dalam waktu dua jam. “Luar biasa macetnya,” katanya.
Menurutnya ketinggian air terlalu dalam sehingga sulit dilalui oleh kendaraan. Kalaupun dipaksa dilalui, banyak kendaraan yang mogok.
“Kami semua di sini siaga, khawatir permukaan air naik lagi pas hujan nanti,” terangnya.
Saat ini jumlah pengungsi di Dayeuhkolot mencapai 1.115 orang. “Itu dari sembilan titik yang kita data. Pos pengungsian ada 32 titik. Di Baleendah dan Bojongsoang juga ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak di Dayeuhkolot,” kata dia.
Hujan yang turun selama beberapa hari terakhir menyebabkan kawasan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah kembali terendam banjir. Dari pantauan di lapangan, banjir terparah terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah dengan ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Aktivitas warga pun kembali terhambat akibat genangan banjir luapan Sungai Citarum tersebut.